Era Teknologi, Tenaga Pendidik Wajib Lho Kuasai Platform Digital
Purbalingga - Kecakapan digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal.
Ketua Guru Mengajar untuk Nusantara (GUMUN), Sri Wahono mengatakan, kecakapan digital sangat perlu dimiliki oleh para pendidik. Sebagai pendidik di zaman yang serba digital ini harus mampu mendidik anak mengikuti perkembangan teknologi yang biasa digunakan oleh anak.
Kecakapan digital ini sangat diperlukan, lanjut Ari Wahono, juga karena tuntutan keterampilan di abad 21. Menurutnya, seseorang untuk bisa bersaing dalam abad 21, salah satunya harus cakap dalam digital.
”Apabila tidak cakap digital, dengan sendirinya ia akan tersisih dalam persaingan hidup,” ujarnya saat tampil dalam webinar literasi digital bertema ”Adaptasi Digitalisasi dalam Pembelajaran Daring” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (18/8/2021).
Wahono mengungkapkan, cakap digital ini juga diperlukan terlebih karena adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai hingga kini. Padahal wabah dimulai sejak awal tahun pelajaran 2020/2021. ”Hal ini menuntut guru untuk cakap digital sebagai modal utama dalam pembelajaran jarak jauh,” ujarnya.
Wahono menuturkan, pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan (daring) membutuhkan kecakapan digital dari seorang guru. Menurutnya, metode fasilitasi pembelajaran daring ini dapat berupa tatap muka virtual. Yakni, video conference, diskusi dalam grup di media sosial atau aplikasi pesan percakapan. ”Tatap muka virtual ini memastikan ada interaksi langsung antara guru dengan murid,” kata dia.
Selain itu juga berupa management system (LMS) atau pengelolaan pembelajaran integrasi secara daring melalui aplikasi.
Wahono menyebut, ada beberapa aplikasi tatap muka yang bisa digunakan dalam sistem pembelajaran daring ini. Pertama yaitu WhatsApp grup. Aplikasi tersebut kini menjadi aplikasi nomor wahid yang digunakan untuk sarana interaksi langsung antara guru dengan siswa. Hal ini dikarenakan WhatsApp adalah aplikasi paling familiar di semua kalangan, selain mudah pengoperasiannya juga tidak membutuhkan paket data yang besar.
Aplikasi lain yakni Telegram Grup, yang bisa menjadi alternatif untuk sarana interaksi langsung antara guru dan siswa. ”Hanya saja aplikasi ini belum familiar di kalangan guru dan siswa,” katanya. Padahal, lanjut Wahono, aplikasi Telegram Grup ini memiliki banyak kelebihan.
Beberapa di antaranya yakni bisa menampung 10 ribu peserta, dokumen atau berkas yang dikirim telegram bisa dibuka dan diakses oleh semua peserta, baik yang sudah lama jadi peserta maupun yang baru bergabung. ”Aplikasi ini juga menyediakan fasilitas polling, kuis, dan sebagainya,” jelas Wahono.
Platform lain yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring yakni Google Meet. Inilah aplikasi video conference yang bisa digunakan untuk sarana interaksi langsung antara guru dan siswa secara tatap muka daring. Aplikasi ini adalah bawaan Google dan pemakaiannya pun cukup praktis. Asal calon pengguna sudah mempunyai akun gmail maka akan bisa mengakses Google Meet ini.
Selanjutnya yakni platform Zoom Meeting, yang merupakan aplikasi video conference yang bisa digunakan untuk sarana interaksi langsung antara guru dan siswa secara tatap muka daring juga. Zoom Meeting juga dikenal sebagai aplikasi yang pemakaiannya cukup praktis. Dengan bermodalkan email (semua jenis email) maka akan bisa mengakses zoom meeting ini.
”Aplikasi ini banyak penggunanya. Hanya saja, untuk yang tak berbayar akan ada pembatasan jumlah partisipan maupun waktunya. Jika ingin tidak terbatas partisipannya, maka bisa memilih yang berbayar,” ujarnya.
Wahono menambahkan, aplikasi LMS yang bisa digunakan oleh pendidik salah satu di antaranya yaitu Google Classroom. Kata dia, aplikasi ini menjadi pilihan utama yang bisa digunakan untuk sarana pengelolaan pembelajaran.
”Aplikasi ini disediakan oleh Google sehingga pemakaiannya cukup praktis, tidak berbayar, dan mudah digunakan,” ucapnya.
Narasumber lain, Social Media Specialist PT Cipta Manusia Indonesia, Yoshe Angela mengatakan, teknologi baru merupakan tantangan baru. ”Teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita. Namun tidak dapat dimungkiri, kemajuan teknologi yang ada menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital,” katanya.
Pada paparannya, Yoshe lebih menjelaskan terkait aturan dalam keamanan digital. Menurutnya, ada beberapa hal agar pengguna digital tetap aman dalam berselancar di internet. Seperti dengan menjaga informasi probadi, menyalakan pengaturan privasi, memastikan koneksi internet aman, waspada dan cermati sebelum mengakses dan mengunduh file.
”Pengguna juga harus memakai kata sandi yang kuat dan aman dalam akun platform digital dan ketika berbelanja online memilih platform yang kredibel,” ujarnya.
Diskusi virtual yang dimoderatori Harry Perdana itu, juga menampilkan narasumber Ketua Asosiasi Pengasuh Pesantren Digital Santrinet, Kholilul Rohman dan Kepala Perpustakaan Cita Ganesha, Catur Andiyanto, serta Content Creator Rakhma Lutfita sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment