Begini Cara Promosikan Budaya Lokal dan Wisata di Dunia Digital
Sleman - Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk mempromosikan budaya maupun sektor pariwisata. Upaya melakukan promosi melalui dunia digital dirasa sangat perlu, supaya budaya bangsa sendiri tidak semakin tergerus. Selain itu juga mempunyai peranan krusial dalam pertumbuhan dan kemajuan pariwisata, antara lain dengan menyampaikan informasi secara mendalam tentang objek-objek wisata yang dibutuhkan turis domestik maupun mancanegara.
Blogger & SEO Specialist Ragil Traitmojo mengatakan, ada berbagai media yang bisa digunakan untuk promosi budaya, yakni media sosial, website, Youtube, dan iklan. Turis atau konsumen lebih aktif mencari informasi di media sosial sebelum mereka berlibur ke suatu tempat.
”Promosi tidak harus di semua tempat, lebih baik fokus di satu atau dua kanal saja. Apabila perlu maka undang media berita atau influencer untuk membantu kegiatan promosi,” katanya dalam webinar literasi digital bertema ”Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (20/8/2021).
Ragil mengungkapkan, untuk lebih memaksimalkan promosi budaya lokal, sebenarnya bisa dengan memanfaatkan pemuda setempat. ”Dorong pemuda sekitar agar terus mempromosikan daerahnya, baik ketika berada di daerah sendiri atau ketika sedang berada di luar daerah,” ujarnya.
Menurut Ragil, dalam memperkenalkan budaya maupun wisata pun membutuhkan kolaborasi. Seperti dengan menggandeng pihak swasta, influencer atau kalangan universitas.
”Kemajuan pariwisata tentunya tidak bisa berjalan mandiri, namun membutuhkan kerja sama. Dalam hal ini pelaku budaya bisa bekerja sama dengan pihak swasta, influencer, atau universitas,” ucap Ragil di depan 400-an partisipan webinar.
Narasumber lain, Co-Founder Localin, Gervando Jeorista Leleng mengatakan, dalam memanfaatkan dunia digital para pengguna juga harus memiliki kemampuan literasi digital. Kompetensi itu berupa pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum.
Gervando mengatakan, dalam berinternet, pengguna juga harus bijak dan mampu berpikir kritis ketika akan menyebarluaskan suatu konten di media digital.
”Dasarnya adalah pertanyaan apakah konten kita benar, penting, dibutuhkan dan memiliki dampak yang baik untuk orang lain. Selanjutnya perlu dipastikan apakah konten kita dari sumber yang kredibel? apakah sudah komprehensif dan mencakup banyak perspektif,” kata dia.
Menurutnya, konten yang baik belum tentu benar dan tidak semua konten yang benar itu pantas untuk disebarluaskan. ”Konten yang benar belum tentu bermanfaat dan saring sebelum sharing,” ucapnya.
Gervando juga mewanti-wanti agar mempunyai etika dalam bermedia sosial. Seperti hati-hati memberikan informasi pribadi atau yang sifatnya sensitif. ”Hindari bicara yang melecehkan orang lain, kelompok atau bangsa, hindari yang bersifat adu domba, dan jangan mendiskreditkan atau menyinggung dalam bermedia sosial,” sebut Gervando.
Diskusi virtual yang dipandu moderator Fernand Tampubolon itu juga menampilkan narasumber Co Founder jelajah.live Agus Supriyo, Titok Hariyanto dari Alterasi Indonesia, serta Entertainer & CEO CV Nirwasita Hutama Cyntia Ardila YM sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment