Agar Pendidikan Anak Maksimal di Era Digital, Orangtua Wajib Tahu Ini
Rembang – Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Sedangkan pendidikan era digital, yakni pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam seluruh pembelajaran. Dengan berkembangnya pendidikan era digital, maka memungkinkan siswa atau anak mendapatkan pengetahuan yang berlimpah ruah serta cepat dan mudah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia, Rizqika Alya Anwar, dalam webinar literasi digital dengan tema ”Pendidikan Anak Usia Dini di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (19/8/2021).
Alya mengatakan, pada era digital ini perlu adanya kecakapan digital, yakni kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital, seperti website hingga aplikasi di telepon pintar (smartphone).
Alya mengungkapkan, pendidikan dalam dunia digital harus ada pengawasan penggunaan perangkat digtal dari orangtua. Sebab, ada beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan dalam penggunaannya terhadap anak. Di antaranya gangguan pertumbuhan fisik anak, ketidakseimbangan perkembangan motorik kasar dan halus, juga gangguan perkembangan bahasa serta sosial.
Kendati demikian, Alya melanjutkan, pendidikan di dunia digital juga memiliki dampak positif pada anak. Seperti mudah mendapatkan informasi, memudahkan dalam berkomunikasi, menstimulasi kreativitas, hingga memudahkan proses belajar.
Sementara itu, terkait peran orangtua dalam mendidik anak di era digital, menurut Alya, utamanya adalah menambah pengetahuan, mengarahkan penggunaan perangkat dan media digital dengan tepat, lalu mengimbangi waktu penggunaan media digital dengan interaksi di dunia nyata.
”Selain itu, dalam meminjamkan perangkat digital kepada anak, orangtua harus menyesuaikan dengan keperluan. Jangan lupa, orangtua juga mesti memilihkan program atau aplikasi positif, kemudian mendampingi dan meningkatkan interaksi, serta menelusuri kegiatan anak di ruang digital,” tutur Alya.
Alya mengatakan, dalam mengarahkan perangkat digital kepada anak pun harus sesuai dengan porsi umur. Misalnya, pada anak usia 2 - 3 tahun, hal yang perlu dikembangkan adalah motorik dan sensorik anak, sehingga perlu lebih banyak bergerak dan mengindera.
Sedangkan anak usia 4 - 7 tahun, hal yang perlu dikembangkan adalah motorik halus dan pemahaman konsep-konsep dasar. Untuk itu, anak butuh kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterampilan tangan dan jari-jari serta banyak diajak komunikasi dua arah.
”Misalnya dengan memanfaatkan program atau aplikasi yang mendidik terkait dengan kesiapan sekolah, seperti pengenalan huruf, angka, dan pengetahuan dasar,” ujarnya. Sementara untuk anak usia 8 - 12 tahun, hal yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berpikir, belajar, dan interaksi sosial.
Narasumber lainnya, praktisi pendidikan Anggraini Hermana mengatakan, dalam mendidik anak di era digital perlu juga memahami karakteristiknya. Seperti mengetahui tugas-tugas yang mendukung perkembangan anak, sehingga dapat memberikan stimulus dalam masa tumbuh kembang.
Selanjutnya, mengetahui bagaimana membimbing proses belajar atau metode pembelajaran untuk anak-anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. ”Selain itu, juga taruh harapan yang positif terhadap anak secara realistis,” ucapnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Nadian Intan itu juga menghadirkan narasumber pegiat literasi komunitas Al Farid, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Mardi, serta entertainer Vania Thalitha sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment