Urgensi Mendorong Suburnya Nilai-nilai Pancasila di Era Digital
KEBUMEN: Indonesia termasuk salah satu negara yang menikmati dan dipengaruhi kemajuan teknologi dan digital seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dewasa ini.
Masyarakat, terutama generasi mudanya, mendapat kemudahan untuk mengakses berbagai informasi tanpa batas. Kejadian apa saja di belahan bumi mana pun dapat diakses dan diketahui dalam sekejap tanpa ada yang membatasi.
Dengan situasi bebas akses setiap saat itu, dampak yang terlihat salah satunya kian berkembangnya budaya asing atau budaya barat yang telah menjadi biasa di Indonesia dan perlahan menggantikan nilai kearifan lokal yang ada.
"Dengan makin terbuka lebarnya akses informasi dan nilai-nilai global itu, penting kiranya tetap mendorong suburnya nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di era serba digital ini," kata Ketua Pergunu Kebumen Solahudin saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk "Menjadi Masyarakat Pancasila di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (30/7/2021).
Solahudin menuturkan, sila-sila dalam Pancasila bisa menjadi panduan bagaimana berinteraksi dan bersikap di ruang digital. Sebab sebagian waktu dari generasi muda saat ini serta interaksinya tak lepas dari aksesnya pada ruang internet. "Setiap sila Pancasila memiliki nilai-nilai yang bisa dilakukan di dunia nyata dan maya," kata Solahudin.
Solahudin menyebut Sila 1, Ketuhanan yang Maha Esa menerapkan cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital, dapat menghormati agama dan ibadah orang lain. Tidak memaksakan keyakinan dan cara beribadah, tidak melakukan perundungan berdasarkan keyakinan dan agama.
Sedangkan sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, itu mengandung amanat menjunjung kesetaraan dengan memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital.
Juga pada sila 3, Persatuan Indonesia, memandu semangat mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan di ruang digital.
Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan mengarahkan pada terwujudnya sikap demokratis. Memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi dan berpendapat di ruang digital.
Serta sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengajak gotong royong membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna lewat sikap kekeluargaan, kerja sama, kerja keras dan peduli sesama.
Solahudin mengungkapkan, nilai-nilai Pancasila dalam ranah digital antara lain tercermin dengan sikap yang ditunjukkan dalam berkegiatan kemanusiaan, yang salah satu aplikasinya melalui media sosial dalam bentuk komunikasi saling menghormati antar-sesama.
"Keberagaman adalah kekayaan Indonesia, sudah selayaknya kita jaga bersama," ujarnya.
Dosen IAINU Kebumen Fikria Najitama menambahkan, di era digital saat ini nyaris seluruh data pribadi dapat diinput dan diakses secara online. "Hal ini menjadikan data pribadi rentan akan pencurian data, sehingga perlu langkah perlindungan," kata Fikria.
Salah satu cara paling sederhana melindungi data pribadi namun sering dilupakan, yakni soal membuat password. "Gunakan kata sandi yang kuat. Jangan yang gampang ditebak seperti tanggal lahir, dan ganti password secara periodik,” jelasnya.
Fikria juga menyarankan pengguna untuk selalu melakukan backup data penting secara rutin dan juga laporkan kepada pihak yang berwenang apabila terjadi cybercrime. (*)
Post a Comment