Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Covid-19
Karanganyar - Pandemi Covid-19 menjadi pendorong hebat perubahan dalam dunia pendidikan. Mau tak mau, wabah itu membuat dunia pendidikan harus lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh.
Dosen Universitas Jenderal Sudirman Tobirin mengatakan, dalam pembelajaran jarak jauh akibat pandemi ini, Indonesia bisa belajar dari sistem yang diterapkan di Finlandia.
"Pembelajaran jarak jauh di Finlandia hanya berlangsung dalam hitungan bulan saja. Hanya tiga bulan sekolah ditutup, namun setelah itu mereka bisa menggelar tatap muka lagi," kata Tobirin saat berbicara dalam kegiatan webinar literasi digital yang digelar oleh Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (6/7/2021).
Tobirin mengungkapkan, kunci Finlandia lebih cepat menuntaskan pembelajaran jarak jauhnya dan menggelar lagi pembelajaran secara tatap muka salah satunya dipicu oleh kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi.
"Begitu pun saat kembali masuk sekolah, ada seabrek aturan yang diterapkan dan ditaati dengan ketat oleh para siswa dan guru," kata Tobirin.
Misalnya, siswa hanya boleh bertemu dengan teman satu kelasnya saja dan guru yang mengampu kelasnya. Mereka patuh tidak saling berkontak fisik, makan siang dibawakan pihak kantin sekolah ke kelas masing-masing.
"Bahkan saat di sekolah, hanya guru dan siswa yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk kelas. Orangtua dan pihak luar dilarang masuk," jelas Tobirin.
Tobirin menambahkan, dunia pendidikan memang cukup terhambat dengan wabah virus corona, karena kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara tatap muka jadi jarak jauh.
Tantangan besar dalam pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh ini, salah satunya, masyarakat belum terbiasa menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat online itu. Baik siswa, guru maupun orangtua.
"Tapi sekarang kita berada dalam situasi yang tidak pasti karena pandemi ini, sehingga mendorong adanya kultur baru dalam dunia pendidikan yang harus diadaptasi oleh semua pihak," jelas Tobirin.
Dalam webinar yang dipandu Thommy Rumahorbo serta Nanda Candra sebagai key opinion leader itu turut dihadiri sejumlah narasumber. Mereka adalah Noviana Dewi (dosen Stikes Nasional Surakarta), Agus Supriyo (Jelajah Live), dan Gervando Jeorista Leleng (Partnership GudangAda).
Noviana Dewi dalam kesempatan itu mengatakan, ada hal yang harus dipahami ketika pembelajaran jarak jauh ini dilakukan. "Khususnya hal-hal menyangkut etika, bagaimana agar dalam interaksi pembelajaran ini berlangsung nyaman," katanya.
Ia pun mencontohkan, saat melakukan interaksi secara daring dalam konteks formal seperti pembelajaran, hal yang harus diperhatikan seperti berpakaian sopan, bisa melakukan pengkondisian waktu dan tempat serta fokus pada materi meskipun sifatnya hanya online.
"Perhatikan juga soal durasi, kuota, dan sinyal serta belajar mengontrol emosi ketika terjadi gangguan teknis seperti delay atau sinyal yang buruk," kata dia.
Untuk diketahui, sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Karanganyar Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)
Post a Comment