Pandemi Berkepanjangan, Hotel-Hotel Yogya Serukan Jogja With Love
WARTAJOGJA.ID : Kalangan pelaku usaha perhotelan di Yogyakarta masih terpuruk dengan pandemi Covid-19 yang tak juga mereda dan berimbas pada kebijakan-kebijakan berat bagi pelaku industri itu.
Salah satu yang paling dirasakan jelas, dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang awalnya 3-20 Juli kemudian diperpanjang menjadi enam pekan atau akhir Juli.
Bertepatan dengan santernya kabar perpanjangan PPKM Darurat itu, mulai Jumat hingga Minggu, 16-18 Juli 2021 para pelaku usaha perhotelan menggelar aksi bisu dari hotel masing-masing.
Mereka memadamkan seluruh lampu kamar dan hanya menyisakan beberapa lampu di kamar tertentu sehingga membentuk simbol hati atau cinta.
Seperti yang terlihat di Hotel Royal Darmo Malioboro Hotel dan Pesona Hotel.
"Gerakan ini kami namai Jogja With Love, ada 52 hotel yang terlibat dari seluruh kabupaten/kota," kata General Manager Royal Darmo Malioboro Hotel Joko Paromo Jumat petang 16 Juli 2021.
Gerakan pemadaman lampu dan membentuk penerangan berbentuk hati ini dimulai setiap pukul 18.00 hingga tengah malam.
Tak hanya di hotel yang memiliki donding kosong dan terlihat, jika hotel itu berada di antara bangunan maka bisa menyalakan penerangan berbentuk hati di kolam renangnya atau di bagian lantai teratas menggunakan nyala lilin.
Joko yang juga Ketua Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC-PHRI) Kabupaten Sleman Yogyakarta itu mengatakan di masa PPKM Darurat ini okupansi perhotelan di Yogya memang kembali anjlok setelah sempat naik pasca lebaran lalu.
Dari semula okupansi naik menjadi 25-30 persen, sejak PPKM Darurat ini kembali turun di bawah 10 persen.
"Kondisi okupansi memang sangat low sekarang, rata-rata mungkin tinggal 5-8 persen," kata Joko.
Joko mengungkap dari gerakan itu, pelaku industri perhotelan punya harapan besar wabah berlalu, kasus Covid-19 mereda dan kebijakan kebijakan yang mencekik industri wisata segera dievaluasi.
"Kami berharap sekali pariwisata kembali bangkit dab normal, perekonomian stabil, rakyat sejahtera dan wabah selesai," kata Joko.
Aksi keprihatinan juga digemakan Pemerintah DIY menyikapi dampak pandemi yang kian parah di wilayah itu yang hingga Jumat kemarin melaporkan total kasus terkonfirmasi sudah 87.442 kasus dan sebanyak 24.614 nyawa melayang sejak Maret 2020 silam.
Aksi Doa Bersama Lintas Agama DIY #PrayFromHome bertajuk Langitkan Doa dari Jogja untuk Indonesia itu digelar di Gedhong Pracimosono, Komplek Kepatihan Yoguakarta Jumat 16 Juli 2021.
“Besar harapan kita semua, semoga bangsa ini senantiasa diberikan kekuatan dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta mendoakan untuk masyarakat yang meninggal karena COVID-19," kata Wakil Gubernur DIY Paku Alam X Alam X di sela doa bersama itu.
Paku Alam menyatakan bahwa doa merupakan salah satu bentuk ikhtiar batin dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Tak hanya doa, ikhtiar lahir pun perlu terus dilaksanakan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.
"Masyarakat sebenarnya merupakan subjek pencegahan dari meluasnya pandemi. Sebaik dan sekuat apa pun regulasi hanya akan menjadi aji godhong aking, tak berarti bagai daun kering, jika diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan sepenuh hati," kata Paku Alam. (Cak/Rls)
Post a Comment