Menjadi Orangtua di Ruang Digital
Magelang – Ada hal-hal yang wajib diketahui orangtua di era digital: Fitur atau aplikasi penggunaan internet secara aman, keamanan identitas dan data pribadi, jejak digital, cyberbullying, peretasan, game online, predator online, hoax-hate speech.
Taty Apriliyana dari Kaizen Room mengemas pendapatnya dalam webinar literasi digital bertema ”Kesadaran Digital bagi Orangtua” besutan Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (6/7/2021).
Dalam presentasi bertajuk ”Kesadaran Orangtua di Dunia Digital”, Taty menyampaikan hal baik yang bisa didapat dari dunia digital ialah ruang untuk belajar efektif, ruang bekerja produktif, dan ruang kolaborasi.
”Hal tidak baiknya, ialah menjadi ruang bagi masuknya pengaruh nilai-nilai yang tidak bersesuaian dengan nilai yang dianut, di samping faktor keamanan,” ujar Taty dalam diskusi virtual yang dimoderatori Dannys Citra itu.
Menurut Taty, ada dua hal yang penting yang harus dimiliki orangtua, yakni cara berpikir tentang ruang digital yang ramah dan aman, serta pola komunikasi dalam keluarga.
Selain pengamanan data dan identitas pribadi, kata Taty, hal yang harus diketahui orangtua ialah cyberbullying. Pemahaman terhadap cyberbullying perlu ditingkatkan karena dampaknya yang luar biasa bagi psikologis pribadi maupun perkembangan anak.
Taty juga menyarankan agar orangtua waspada terhadap fenomena predator online. Mereka seringkali bersikap ramah dan perhatian pada pengguna internet terutama anak-anak dan remaja. Namun ia memiliki tujuan berbahaya yaitu memuaskan hasrat seksualnya.
”Hal yang tak kalah, ialah menjaga pola komunikasi dalam keluarga: berpikir kritis dan terbuka, berbicara secara terbuka, menjadi contoh baik, buat kesepakatan tentang penggunaan internet-media sosial, manajemen waktu penggunaan gawai,” papar Taty.
Staf pengajar Universitas Tidar Magelang Syukron Mazid mengamini, seraya menyebut orangtua harus mempresentasikan kehadirannya di dunia digital dalam bentuk kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial.
”Selain itu, ia juga harus memiliki nilai-nilai: nilai ketuhanan (cinta kasih), nilai kemanusiaan (kesetaraan), nilai persatuan (harmoni), nilai demokrasi (demokratis), nilai keadilan (gotong royong),” jelas Syukron.
Seluruh narasumber webinar literasi digital bicara mengacu pada empat pilar literasi: etika bermedia digital (digital ethics), cakap bermedia digital (digital skill), berbudaya media digital (digital culture), dan aman bermedia digital (digital safety).
Salain kedua narasumber di atas, webinar kali ini juga menghadirkan pembicara Novitasari (dosen Universitas Tidar Magelang), Krisno Wibowo (Pemred swarakampus.com), dan Tya Yuwono selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment