Liburan Virtual yang Menyenangkan untuk Anak
Bantul – Struktur umur penduduk Indonesia kini didominasi oleh
generasi milenial dan generasi Z. Generasi milenial lahir antara tahun 1981 - 1996 (24 - 39 tahun) jumlahnya 25,87 persen. Sedangkan generasi Z lahir antara tahun 1997 - 2012 (8 - 23 tahun) berjumlah 27,94 persen total penduduk Indonesia.
”Generasi Z mayoritas lahir setelah tahun 2000. Wajar jika mereka sangat familiar dengan perangkat digital, karena sejak lahir mereka sudah mengenal peralatan tersebut,” ujar Eko Nuryono pada acara webinar literasi digital bertema ”Aktivitas Digital yang Positif untuk Anak Sekolah Selama Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (13/7/2021).
Eko Nuryono membeberkan fakta unik yang dimiliki generasi Z. Menurutnya, generasi Z menjadikan smartphone sebagai perangkat teknologi paling favorit. Akses perangkatnya mencapai 15,4 jam per minggu, mengalahkan aktivitas menonton TV yang hanya rata-rata 13,2 jam per minggu.
Meski begitu, lanjut Eko, mereka juga sangat gemar bersosialisasi dan kerja sama dalam bentuk tim, serta mampu menggunakan lima media berbeda secara bersamaan dalam satu waktu atau biasa disebut ’multitasking’.
”Karena aktivitas fisik yang rendah, mereka memiliki risiko obesitas yang tinggi,” kata Eko di depan lebih dari 700 partisipan acara webinar.
Eko menyatakan, selain keunikan, generasi Z juga memiliki ciri 3F: yakni fans, friends, dan followers. Mereka hobi menjadi fans club sepakbola dan artis, sekaligus suka berteman dan menjadi followers di media sosial.
Dengan ciri dan karakter yang dimiliki, Eko memberikan saran beberapa skills yang dibutuhkan untuk pengembangan diri generasi Z. Antara lain softskills, meliputi: attention to detail, collaboration and teamwork, public speaking, interpersonal skill, leadership and management, problem solving, analytical thinking, organization.
”Untuk hardskills, meliputi computer software, application knowledge, desain, marketing, mathematics, administrative, writing, project management,” jelas digital media strategist itu.
Di akhir paparannya Eko menyampaikan adanya tiga profesi baru yang lahir di era digital. Masing-masing: digital influencer, social media strategist, dan content marketing.
Berikutnya, dosen Psikologi SIKES Nasional Surakarta Noviana Dewi memberikan solusi alternatif selama masa liburan bagi siswa, yakni berupa liburan virtual yang menyenangkan. Salah satunya dengan cara membuat konten yang positif berupa: konten edukatif, konten tips & trick, konten informatif, dan konten hiburan.
”Alternatif berikutnya ialah main games. Catatannya: selektif memilih games, tentukan durasi dan aturan, sebisa mungkin memilih games yang bisa dimainkan bersama, disarankan memilih games edukatif (bermain sambil belajar),” ujar Novi.
Liburan virtual lainnya, lanjut Novi, bisa juga membuat acara nonton film bersama, mengikuti kompetisi online, sharing dengan kawan, aktivitas fisik bersama via youtube seperti olahraga, senam atau yoga.
Orangtua, kata Novi, bisa juga mengajari dan memperkenalkan anaknya menjadi seorang young enterpreneur. Misalnya dengan mengajarkan cara berjualan online yang disesuaikan dengan usianya, memberikan informasi terkait bahaya transaksi online, hingga mengedukasi terkait bahaya share identitas dan cyber crime.
Acara virtual yang dipandu oleh moderator Mafin Rizqi itu, juga menghadirkan narasumber Ahmad Khoirul Anwar (dosen DKV Universitas Sahid Surakarta), Titok Hariyanto (Alterasi Indonesia), dan Made Suardani selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment