Eksplorasi Digital Menjadi Nilai Lebih Generasi Muda
Demak – Ada pepatah yang pas untuk melecut semangat menjelajah kalangan generasi muda: ”The World is Just Too Small, Keep Exploring....” atau dalam bahasa Indonesia juga dikenal ungkapan ”Dunia tak Selebar Daun Kelor, cari dan manfaatkanlah”.
Konselor di LKP2A Suharti mengawali paparannya dengan kutipan menyemangati kalangan generasi muda dan peserta webinar literasi digital bertema ”Mendorong Semangat Eksplorasi Digital di Kalangan Generasi Muda” yang dihelat Kementerian Kominfo bagi masyarakat Kabupaten Demak, Rabu (7/7/2021).
Tak hanya itu, untuk mendorong semangat anak muda berekplorasi, Suharti juga menampilkan 4 tokoh anak muda yang masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia 2021 versi Forbes dalam paparannya. Bagi Suharti, pengakuan Forbes terhadap 30 anak muda di bawah 30 tahun dalam memberikan terobosan nyata patut diberi apresiasi.
Menurut Suharti, ada 4 prestasi akademik (academic achievement) pembelajaran abad 21. Pertama, Literasi abad digital: dasar ilmu pengetahuan, ekonomi, dan literasi teknologi; literasi visual dan informasi; literasi multikultural dan kesadaran global.
Kedua, Berpikir kreatif: kemampuan beradaptasi, memanage kompleksitas dan mengarahkan; rasa ingin tahu, kreativitas dan mau mengambil resiko; kemampuan berpikir yang seharusnya dan kemampuan membuat alasan yang masuk akal.
Ketiga, Komunikasi yang efektif: mampu bekerjasama, mampu berkolaborasi dan memiliki interpersonal skill; bertanggung jawab secara pribadi, sosial dan warga; komunikasi interaktif.
Keempat, Produktivitas yang tinggi: memprioritaskan hasil pengaturan dan perencanaan; kemampuan menghasilkan produk yang relavan dan berkualitas.
Pada kesempatan itu, Suharti juga menguraikan ketrampilan tentang informasi media dan teknologi yang harus dimiliki generasi muda.
”Masing-masing meliputi: mengakses dan mengevaluasi informasi, menggunakan dan menata informasi, menganalisis dan mengaplikasikan media, mengaplikasikan teknologi secara efektif,” jelas Suharti.
Narasumber lain, Muhammad Thobroni mengatakan, kehidupan anak muda semakin dibentuk oleh teknologi digital. Semakin banyak anak muda di seluruh dunia yang berpartisipasi dan berkontribusi pada lingkungan jaringan digital dalam berbagai bentuk. Mulai dari ekspresi kreatif di media sosial hingga permainan dan kolaborasi interaktif.
Sayangnya, lanjut Thobroni, masalah kesenjangan digital, kesenjangan partisipasi digital, dan kesenjangan kecakapan digital, masih dialami oleh masyarakat Indonesia lantaran letak geografisnya.
”Hal itu bisa dilihat dari peta sebaran jumlah pengguna internet: Pulau Jawa 52 juta, Pulau Sumatera 18,6 juta, Pulau Kalimantan 4,2 juta, Pulau Sulawesi 7,3 juta, dan Pulau Maluku dan Irian 5,9 juta,” papar Thobroni.
Peran generasi muda untuk mengekplorasi dunia digital masih terbuka lebar dan membentang mulai dari bidang ekonomi, pariwisata, pertanian, hasil kerajinan, hingga seni budaya.
”Di Demak ada barongan, tarian, batik, warisan sejarah dan wisata religi. Kemudian juga industri kreatif, bisa mengembangkan permainan, arsitektur, desain interior, komunikasi visual/disain grafis, disain produk, fashion, film/animasi/video, fotografi, kriya/kerajinan tangan, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio,” sebut Thobroni.
Webinar yang dipandu moderator Niken Pertiwi itu, juga menampilkan Muhammad Mustafid (Ketua LPPM UNU Yogyakarta), Suwoko (Pemred Betanews.id), dan Neshia Sylvia selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment