E-Commerce dan Investasi Online Menjamur, Literasi Digital Makin Diperlukan
Jepara - Paham keamanan digital menjadi kemampuan yang perlu dimiliki bagi warga digital. Keamanan digital seharusnya diterapkan tidak hanya dari perangkatnya saja, tapi juga media digital. Hal ini untuk menghindari ancaman kejahatan yang mungkin dapat menyerang penggunanya.
Keamanan digital atau digital safety sendiri termasuk dalam salah satu pilar literasi digital yang disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI dalam program literasi digital. Pilar itu di antaranya merangkum dari segi budaya (digital culture), digital skill, digital ethics, dan digital safety. Sementara literasi digital merupakan program nasional yang diusung pemerintah pusat sejak Mei 2021 untuk mendukung percepatan transformasi digital.
Program tersebut terwujud dalam kegiatan webinar yang dilakukan secara serentak di kabupaten /kota di Indonesia. Salah satunya webinar untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang berlangsung pagi tadi, Selasa (6/7/2021) dengan dipandu oleh Harry Perdana selaku moderator.
Selain itu sejumlah pemateri juga dihadirkan. Mereka adalah Muhammad Adnan (CEO Viewture Creative Solution), I Wayan Meryawan (dosen Universitas Ngurah Rai), Muhammad Mustafied (ketua LPPM UNU Yogyakarta), Al Farid (pegiat literasi komunitas), serta key opinion leader Deasy Novianti (influencer bidang kesehatan).
Muhammad Mustafied dalam penjelasannya memaparkan kaitan keamanan digital dengan aktivitas ekonomi digital. Teknologi digital, khususnya e-commerce memang memberikan sejumlah solusi dan kemudahan. Namun tingginya pertumbuhan pengguna internet dan e-commerce di masa pandemi mengajak para penggunanya untuk memproteksi perangkat dan media digital yang digunakan.
"Konsumen dan penjual dimudahkan dalam bertransaksi, namun kecanggihan digital juga memberikan celah timbulnya kejahatan. Mulai dari timbulnya penipuan, munculnya pengambilalihan media digital oleh hacker, persaingan dagang yang bisa berakibat buruk bagi sesama pebisnis, terjadinya pencurian data pribadi, serta berpotensi memiliki kerugian yang besar," papar Mustafied.
Ia menilai, keamanan digital penting bukan hanya dari segi proteksi perangkat dan media digital, tetapi juga membiasakan diri, dan memperbarui pengamanan digital.
"Dari sisi konsumen, menjaga keamanan saat bertransaksi digital sangat diperlukan. Gunakan kelola kata sandi yang dapat melindungi akun media yang digunakan, password yang kuat sangat disarankan agar tidak mudah teretas. Membiasakan keluar akun setelah bertransaksi. Gunakan perangkat pengaman tambahan atau double proteksi, menggunakan email dengan baik dan bijak, amati metode pembayaran yang telah disepakati," papar Mustafied.
Sementara itu, Al Farid yang menambahkan seputar digital skill mengatakan bahwa dalam bertransaksi atau menggunakan media digital, pengguna harus paham secara dasar kegunaan, kelebihan dan kekurangan media digital.
Ia mencontohkan seperti saat ingin melakukan investasi, seseorang harus paham terlebih dahulu lingkup dan cara kerjanya. Jangan sampai gara-gara tergiur membuat kita tidak berpikir panjang.
Ia menambahkan, jenis investasi itu ada bermacam-macam. Ada investasi saham, deposito, reksadana, obligasi, startup, emas, properti, deposito, asuransi, P2P lending. Dari banyaknya jenis investasi tersebut, jika tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya serta bagaimana cara kerjanya tentu bukan membuat untung malahan buntung.
"Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi itu harus paham dasar investasi itu apa, cara memperoleh keuntungannya bagaimana. Kemampuan modal kita seperti apa, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek. Pertimbangkan kebutuhan sehari-hari, dan gunakan dana untuk investasi terpisah dari kebutuhan primer. Selain itu, yang perlu diwaspadai jangan mudah percaya rekomendasi orang lain," ujar Al Farid mencontohkan.
Setelah memahami betul seluk beluknya, barulah menentukan mau investasi jenis apa dan dalam durasi berapa lama.
"Jika investasi jangka pendek, dapat dimulai dengan modal yang lebih minim. Lalu risiko, pergerakan investasi yang cepat juga membuat risiko yang ditawarkan besar karena dipengaruhi pergerakan pasar yang tidak stabil. Jangka waktu investasi jangka pendek itu minimal satu tahun," jelas Al Farid.
Sedangkan investasi jangka panjang dari segi modal memang butuh lebih banyak dengan jangka waktu minimal lima tahun. Investasi jangka panjang biasanya diperuntukkan untuk tujuan masa depan atau persiapan dana pensiun. Sedangkan dari segi risiko, investasi jangka panjang cenderung lebih minim karena pergerakan uang tidak cepat.
Al Farid kembali mengingatkan agar berpikir matang dulu sebelum terjun ke dunia investasi. (*)
Post a Comment