3C Transaksi Online, Cara Aman Terhindar Penipuan Digital
Kebumen - Aktivitas secara online di Indonesia tercatat meningkat pada kurun waktu satu tahun terakhir ini, khususnya di sektor transaksi online. Selain karena transformasi digital yang menuntut perubahan, kondisi pandemi juga menyumbang urgensi masyarakat untuk beralih ke dunia virtual.
Berkaca pada kemajuan digital yang cepat, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggagas program literasi digital untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu mengikuti pergerakan kemajuan. Program yang telah berjalan sejak Mei 2021 ini dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota dalam bentuk diskusi virtual.
Seperti pada hari ini, Selasa (13/7/2021), webinar diselenggarakan untuk masyarakat Kabupaten Kebumen dengan tema diskusi "Cakap, Cerdas, Cermat: 3C Bertransaksi Online". Diskusi dipandu oleh entertainer Bobby Aulia, serta sejumlah narasumber yang cakap di bidangnya.
Mereka adalah Rizqika Alya Anwar (head of operation PT Cipta Manusia Indonesia), Muhammad Adnan (CEO Viewture Creative Solution), M. Solahudin (dosen STAI Khozinatul Ulum Blora), Saga Iqranegara (ketua ADITIF), dan key opinion leader Tengku Tezi (aktor).
Tak hanya itu, pada kegiatan diskusi yang diikuti oleh 300-an peserta ini, masing-masing pemateri juga membagikan pengetahuan seputar pilar literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skill, dan digital safety.
Menyinggung peningkatan transaksi online, Muhammad Adnan lebih fokus mengkaji seputar penggunaan dompet digital atau budaya pembayaran nontunai. Menurutnya, perubahan metode pembayaran nontunai merupakan cara pembayaran yang lebih praktis dan aman, khususnya di masa pandemi.
Mengutip data dari iPrice dan Jakpat pada kuartal dua 2019-2020, kata Adnan, terdapat 26 persen dari 1.000 responden yang memilih menggunakan dompet digital sebagai metode pembayaran saat melakukan transaksi secara digital.
"Bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu dompet digital. Sejalan dengan transaksi di e-market dan e-commerce, penggunaan dompet digital dipengaruhi oleh kebutuhan, mengejar biaya gratis, serta banyaknya promo yang disediakan oleh platform e-commerce yang bekerjasama dengan layanan dompet digital," jelas Adnan.
Banyaknya e-commerce menyediakan berbagai produk dengan harga berbeda dan mudah, membandingkan harga dari beberapa toko merupakan salah satu cara untuk menekan overspending saat belanja online. Proses berpikir sebelum membeli ini menjadi langkah yang baik dan menghindari perilaku yang konsumtif.
"Agar tidak keliru dalam bertransaksi online, menjelajah berbagai kategori untuk memilih produk bisa dijadikan kebiasaan baik. Menggunakan fitur chat untuk mengetahui secara lebih jelas merupakan langkah cermat sebelum memasukkan produk ke keranjang belanja. Selain itu, konsumen juga harus memilih jasa pengiriman yang tepat, memastikan alamat pengiriman yang benar, dan metode pembayaran cashless agar proses transaksi aman," papar Adnan.
Sebab, tak sedikit di e-commerce juga ditemukan jenis kejahatan yang perlu diwaspadai. Modus diskon besar-besaran dan harga yang terlampau murah perlu diwaspadai dan dicermati dengan benar, identitas toko atau penjual juga harus jelas untuk memastikan produk yang diterima sesuai yang dipesan.
"Belanja sesuai kemampuan dan kebutuhan menjadi filter yang paling mendasar untuk tetap nyaman saat belanja online," pesan Adnan.
Sementara itu, Rizqika Alya Anwar menambahkan dari sudut pandang keamanan digital, tantangan di era digital adalah keamanan dan ancaman kejahatan online. Keamanan digital, baik dari sisi teknis dan praktiknya menjadi hal penting untuk dikuasai.
"Cerdas berinternet dengan berhati-hati dalam berbagi dan berkomunikasi. Khususnya berbagi informasi pribadi yang seharusnya tidak diumbar di jagat maya karena bisa menimbulkan kejahatan digital. Cermat berinternet agar tidak mudah tertipu. Tangguh berinternet dengan menjaga informasi pribadi dan mengatur keamanan privasi. Bijak berinternet dengan menyebarkan konten positif, dan tidak ragu bertanya jika ragu terhadap informasi yang diterima," jelas Alya.
Dari segi transaksi online, pengguna internet baik penjual maupun konsumen wajib tahu ancaman yang harus dihadapi di dunia digital. Bagi konsumen, memastikan kredibilitas penjual itu paling penting karena ini akan berkaitan dengan penerimaan barang, sedangkan penjual juga harus memberikan informasi toko dan produknya secara lebih jelas.
Untuk aman bertransaksi online, sebaiknya menggunakan gawai pribadi untuk menghindari kelalaian dan munculnya tindak kejahatan online. Baik konsumen maupun penjual juga harus menggunakan metode pembayaran yang aman serta menyimpan bukti transaksi sebagai alat bukti jika ada kejadian tak diinginkan terjadi. (*)
Post a Comment