Tantangan Pembelajaran Melalui Pendidikan Online: Masih Ada Ketimpangan Akses Internet
WARTAJOGJA.ID : Upaya proses digitalisasi pendidikan di Indonesia masih memiliki kendala. Di antaranya, memunculkan kesenjangan digital. Di beberapa daerah, kecepatan internet belum merata dan masih terfokus di Pulau Jawa.
”Tantangan pembelajaran melalui pendidikan online saat ini ialah masih adanya ketimpangan akses internet. Pengetahuan dan juga kemampuan dalam mengakses segala bentuk teknologi informasi belum merata,” ujar Andika Renda Pribadi dari Kaizen Room, saat webinar untuk warga di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (11/6/2021).
Andika mencontohkan seorang guru di Bogor. Ia rela meluangkan waktunya di hari Sabtu dan Minggu untuk mendatangi murid yang tidak bisa belajar daring lantaran tidak ada gawai dan akses internet di daerahnya.
Lebih lanjut, pandemi covid telah menyadarkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tak bisa lagi dihindari. ”Maka, diperlukan kompetensi untuk mengakses media digital. Yakni, kemampuan memilih media digital, sesuaikan dengan usia dan kebutuhan, kemampuan menyaring informasi, dan cara mendeteksi informasi yang layak diterima,” bebernya.
Kata Andika, anak-anak rentan terkena paparan konten negatif saat asyik berselancar di dunia digital. Terkait itu, Andika memberikan tips aman dalam bermedia digital. Di antaranya: membatasi informasi pribadi dengan mengingatkan anak-anak agar tidak gegabah saat memberikan informasi yang sifatnya rahasia. Hati-hati berbagi alamat rumah, sekolah atau informasi lain yang memungkinkan orang yang tidak bertanggung jawab melacaknya.
Andika lalu mengajak peserta webinar memanfaatkan aplikasi Family Link. ”Aplikasi ini dapat digunakan oleh para orangtua untuk mengatur situs web apa saja yang dapat dikunjungi oleh si anak,” ujarnya.
Selain itu, para orangtua berperan juga dalam memberikan izin terhadap aplikasi apa saja yang akan diunduh anak pada gawai mereka. Jika si anak lupa waktu dalam memainkan gadget-nya, orangtua dapat mengatur jam-jam kapan anak dapat menggunakan perangkat mereka. ”Buat perjanjian orangtua dengan anak. Buat komitmen bersama, jangan orangtua yang malah asyik sendiri membuka gadget di depan anak,” imbuhnya.
Narasumber digital culture, M. Thoboroni melihat bagaimana digitalisasi mampu menangkap peluang dan melahirkan implikasi baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. ”Pemanfaatan teknologi merupakan keniscayaan. Teknologi bisa dimanfaatkan meningkatan kualitas pembelajaran. Selain itu, teknologi bisa membantu tenaga pendidik lebih baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Thoboroni menyatakan, penutupan sebagian sekolah selama pandemi covid telah mengubah lanskap pendidikan secara dramatis. Akibat penerapan PPKM, sekolah berupaya merespon metode pembelajaran berbasis digital. Thoboroni menilai, konten pendidikan digital lebih murah dan dapat dibagikan di antara siswa dan guru dengan sekali klik.
Webinar di Kabupaten Grobogan mengangkat tema ”Tantangan Pembelajaran Online di Era Digital Education”. Keempat narasumber yang mengisi adalah Andika Renda Pribadi dari Kaizen Room, Rosaria Niken Widiastuti staf khusus Kementerian Kominfo, Anggitiyas Sekarinasih dosen IAIN Purwokerto, M. Thoboroni dari Universitas Borneo, dimoderatori Mansyah dan Oka Fahreza sebagai key opinion leader.
Selain di Kabupaten Grobogan, Kementerian Kominfo RI menyelenggarakan berbagai kegiatan webinar literasi digital di semua kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Program Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan mulai periode Mei hingga Desember 2021. (*)
Post a Comment