Peluang dan Tantangan e-Market bagi Warga Desa
WARTAJOGJA.ID – Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital secara virtual dengan topik ”Peluang dan Tantangan e-Market bagi Warga Desa ", di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (17/6/2021).
Dimulai pukul 09.00 WIB, webinar yang dipandu profesional public entertainer Dannys Citra ini menghadirkan narasumber utama
Imam Wicaksono (CEO Sempulur Craft), Widiasmorojati (Busines Consultant), Muchammad Achadi (CEO Jaring Pasar Nusantara), Anggraini Hermana (Praktisi Pendidikan) dan Ade Wahyu (jurnalis) sebagai key opinion leader (KOL).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu.
Setiap narasumber webinar akan menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
Widiasmorojati selaku Busines Consultant dalam kesempatan itu membeberkan bagaimana peluang dan tantangan masyarakat di pedesaan agar mampu menguasai elektronic Market atau e-Market dalam era digital ini.
"Soal peluang e-Market bagi warga desa ini sebenarnya cukup banyak, ada lima hal yang bisa dicermati," ujar
Widiasmorojati.
Pertama, produk-produk desa punya peluang yang tak bisa dimungkiri lebih luas akses marketnya. Hal ini disebabkan karena desa bisa mengirim apapun produknya khususnya kebutuhan-kebutuhan pangan karena sumber produksi itu sebagian besar di desa. Karena masih adanya lahan pertanian luas, perkebunan dan lainnya.
Kedua, peluang pemasaran produk produk desa juga lebih mudah di era ini. Berbagai produk bisa dikirim melalui jasa angkut tanpa harus diantarkan sendiri.
"Ketiga, adanya peluang menumbuhkan jaringan usaha dari desa itu ke pasar lebih beragam sasaran," kata Widiasmorojati.
Keempat, di era digital dan sebaran jaringan internet yang sudah merambah pedesaan ini, maka peluang yang bisa dipetik adalah kemudahan mendapat informasi usaha dengan lebih cepat, praktis dan efisien melalui gadget yang dimiliki.
Kelima, ada peluang meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari setiap usaha yang dilakukan untuk e-Market.
Hanya saja, lanjut Widiasmorojati, ketika ada peluang tentu ada pula tantangannya e-Market bagi warga desa ini. Antara lain, masih ada infrastruktur digital yang belum memadai. Hal ini disebabkan banyak hal, dari sisi geografis, keberadaan jaringan, hingga kemampuan desa setempat.
"Tantangan lainnya e-Market bisa pula berupa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terbatas," kata
Widiasmorojati. Selain itu faktor sumber daya manusia, masih ada yang minim literasi digital alias gaptek atau gagap teknologi.
"Tantangan juga bisa berasal dari dalam diri karena mager (malas gerak), malas, dan merasa berada di zona nyaman," kata dia.
Dari keseluruhan tantangan e-Market itu juga bisa pula datang karena mindset. Pola pikir atas e-Market ini perlu terbuka sehingga ada dorongan bagi warga mempersiapkan diri dengan perubahan sesuai tuntutan era digital.
Media digital saat ini bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan. Salah satunya dalam hal memasarkan produk lokal agar dikenal dalam skala yang lebih luas.
Kualifikasi untuk memasuki platform digital, masing-masing e-commerce mempunyai kualifikasi yang berbeda.
Pembicara lain Anggraini Hermana selaku Praktisi Pendidikan mengatakan E-Market sendiri memanfaatkan media digital seperti internet untuk menciptakan suatu lingkungan atau tempat untuk mewadahi penjual-pembeli dalam melakukan proses transaksi nan beragam.
"Mulai dari pemasaran produk, penawaran produk, mengembangkan komunikasi antara penjual dan pembeli hingga terjadi transaksi" kata dia.
Oleh sebab itu Anggraini mendorong pelaku e-Market pandai menangkap peluang pasar dunia digital.
"Dengan cara melihat kebutuhan pasar sasarannya, seperti logistik, sayuran, makanan yang diolah menjadi frozen food," katanya.
Di wilayah Kabupaten Kudus, Kementerian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial@siberkreasi. (*)
Post a Comment