Menegakkan Etika di Dalam Pergaulan di Dunia Maya
WARTAJOGJA.ID – Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital secara virtual dengan topik ”Menegakkan Etika di Dalam Pergaulan di Dunia Maya", di Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Senin (14/6/2021).
Dimulai pukul 09.00 WIB, webinar yang dipandu entertainer Bobby Aulia ini menghadirkan narasumber utama
Desyanti Suka Asih (Dosen UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar), Nuzran Joher (Anggota Komisi Ketenagakerjaan MPR RI), Heru Prasetya (Kontributor Islami.co), Suharti (Peneliti LPPM UNU Yogyakarta) dan Ones (Seniman) sebagai key opinion leader (KOL).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu.
Setiap narasumber webinar akan menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
Heru Prasetya selaku Kontributor Islami.co mengatakan era digital ini masyarakat perlu memahami etika digital yang ada melalui prinsip yang disebut Tiga Gerbang ketika mendapatkan informasi yang masuk ke dirinya.
"Prinsip Tiga Gerbang itu terdiri dari analisa : Apakah informasi itu benar, Apakah informasi itu bermanfaat dan
Apakah informasi itu mengandung kebencian atau menyakiti orang lain," katanya.
Heru menambahkan memang saat informasi sudah terlalu bebas lalu lalang saat ini perlu juga mengenal lebih jauh cara menyuarakan pendapat di ruang digital.
"Terlebih pengguna internet di Indonesia kini ratusan juta lebih," kata dia.
Data yang ada, kata Heru, menunjukkan terdapat 73,7 persen pengguna dari total populasi di Indonesia atau setara 196,7 juta pengguna.
"Namun kita juga mengalami apa yang disebut Awan Mendung media sosial, bahwa di antara tiga pilar digital yakni pemerintah-pasar-masyarakat sipil di tengah-tengahnya ada prinsip kebebasan pendapat yang beririsan dengan sebaran kebencian, hoax," katanya.
Riset Microsoft 2020 menunjukkan keadaban warga maya Indonesia tergolong buruk. Berdasar data Digital Civility Index (DCI) Indonesia berada di rangking 29 dari 32 negara. DCI adalah alat ukur yang diciptakan masyarakar mengukur perilaku warga di media sosial.
"Dengan survei itu, Indonesia masuk sebagai negara paling rendah kesopanannya di Asia Tenggara," kata dia.
Oleh sebab itu, kata Heroe, penting kiranya mengembangkan kecakapan digital. Yang meliputi mampu beradaptasi dengan new normal, mampu mengikuti cara baru dalam bisnis dan teknologi, mampu menyaring informasi dan mengenali hoax, berpartisipasi dalam menyampaikan informasi yang benar dan bermanfaat serta mampu memanfaatkan internet untuk bisnis dan sosial.
"Maka penting sekali menekankan dua hal dalam ruang digital yakni Aman dan Positif, dengan bersama sama menyaring informasi, membuat konten positif dan menjaga keamanan digital," kata Heru.
Heru mengatakan demi menjaga ruang digital bersih dan etika terjaga lima hal wajib dilakukan dilarang memuat konten melanggar kesusilaan, muatan perjudian, muatan penghinaan/pencemaran nama baik, muatan pemerasan/pengancaman, berita bohong yang menyesatkan konsumen, informasi yang mendorong kebencian, juga muatan ancaman kekerasan/menakut-nakuti.
Adapun Nuzran Joher, anggota Komisi Ketenagakerjaan MPR RI dalam kesempatan itu membeberkan di era kemajuan digital ini, orang perlu sadar pula akan hukum yang berlaku sebagai bagian etika digital itu sendiri.
"Salah satu ciri orang taat hukum ini dia tidak akan menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri dan orang lain sekitarnya," kata Nusran.
Nusran mengatakan orang taat hukum biasanya bisa menunjukkan keseimbangan berperilaku baik dunia nyata dan maya.
"Perilaku orang taat hukum juga biasanya tidak menyinggung orang lain, tidak menyakiti perasaan orang lain karena dia tidak ingin melanggar norma sosial," katanya.
Di wilayah Kabupaten Magelang, Kementerian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial@siberkreasi. (*)
Post a Comment