Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara Terima Tongkat Nagasari dari Dzuriyah Sunan Gunung Jati
Gus Hafid Iwan Cahyono (kiri) menerima Tongkat Nagasari dari Dzuriyah Sunan Gunung Jati
Kyai Rafiudin (kanan) (ist) |
WARTAJOGJA.ID: Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara, Gus Hafid Iwan Cahyono, menerima Tongkat Nagasari dari Dzuriyah Sunan Gunung Jati.
Penyerahan tongkat dari keturunan asli Syekh Syarif
Hidayatullah itu diklaim sebagai sinyal satu frekuensi dua kekuatan dalam satu
komando perjuangan.
“Ini sinyal satu frekuwensi bersatu nya kekuatan
pasukan Baju Hitam Pendekar Banten bersatu dalam wadah perjuangan satu Komando
bersama Patriot Garuda Nusantara,” ujar Gus Iwan, sapaan akrab Ketua Umum
Patriot Garuda Nusantara, Iwan Cahyono Kamis (24/6).
Gus Iwan membeberkan, bersatunya kekuatan pendekar-pendekar
sejati yg memiliki jiwa ksatria maka para patriot-patriot ini lah yang selalu
siap menjadi benteng terdepan menjaga Keutuhan NKRI dan menyatakan siap untuk
satu komando dalam barisan Patriot Garuda Nusantara.
“Para patriot-patriot ini akan selalu siap menjadi
benteng terdepan menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya,
Kamis (24/6/2021).
Muassis (Pendiri) sekaligus Panglima Tertinggi
Patriot Garuda Nusantara, DR KH Nuril Arifin Husein MBA (Gus Nuril), sangat
terbuka dan menyambut baik penggabungan ini. Dia mengatakan, pihaknya siap
membimbing langsung para patriot-patriot sejati sekaligus para pendekar Banten
tersebut.
Tongkat Nagasari itu di Kesultanan Cirebon
diamanahkan kepada KH Ahmad Rafi’udin selaku Pengasuh Ponpes Nurul Falah Banten
untuk diserahkan kepada Gus Hafid Iwan Cahyono. Bersatunya kekuatan
pendekar-pendekar sejati ini diyakini akan semakin menambah kekuatan.
Patriot Garuda Nusantara sendiri disebut sebagai
organisasi pejuang yang akan menjadi garda terdepan menjaga serta mengawal
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Patriot Garuda Nusantara
dikenal karena misinya yang akan mengikis setiap upaya kelompok radikal yang
akan mencoba menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Sedangkan Syekh Syarif Hidayatullah adalah nama asli
Sunan Gunung Jati. Syarif Hidayatullah diminta untuk berdakwah dan menyebarkan
Islam di daerah Cirebon. Di sana ia menjadi guru agama menggantikan Syekh Datuk
Kahfi di Gunung Sembung.
Setelah banyak masyarakat Cirebon masuk Islam,
Syarif Hidayatullah melanjutkan dakwahnya ke daerah Banten. Oleh para
santrinya, Syarif Hidayatullah dipanggil dengan julukan Maulana Jati atau Syekh
Jati. Selain itu, karena ia berdakwah di daerah pegunungan, ia digelari sebagai
Sunan Gunung Jati. (Rls)
Post a Comment