Kesadaran Masyarakat terhadap Data Pribadi Masih Kurang
WARTAJOGJA.ID : Webinar Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) berlanjut di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dengan mengusung tema "Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan". Sebanyak 200 peserta dari berbagai latar belakang antusias mengikuti webinar, yang berlangsung mulai pukul 09.00, Senin (7/6/2021).
Dipandu moderator dan presenter TV Nasional Uki, webinar di Kabupaten Wonogiri menghadirkan empat narasumber: Septa Dinata (peneliti Paramadina Public Policy Institute); Dr. Tobirin, dosen Fisip Universitas Jenderal Sudirman; Sabinus Bora Hangawuwali dan Pradhikna Yunik Nurhayati (dosen di Universitas Gadjah Mada), serta key opinion leader (KOL) seorang konten kreator Audrey Chandra.
Dalam paparannya, Septa Dinata antara lain menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna media sosial Facebook paling banyak dan aktif lintas umur di Asia Tenggara. Namun, bagi pengguna media sosial pemula, privasi dalam bermedia sosial tidak menjadi sesuatu hal penting. "Kultur budaya Timur tidak terlalu sensitif dengan privasi. Berbeda dengan kultur negara Barat, privasi merupakan harta yang berharga," jelasnya.
Ia menambahkan, kemudahan akses internet tidak dibarengi dengan kesadaran bermedia dan risikonya. "Kesadaran masyarakat terhadap data pribadi masih kurang dan pengunaan Big Data rentan dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab." katanya.
Menurut Septa Dinata, dengan adanya Big Data, perilaku pengguna media digital dan media sosial memungkinkan untuk dipelajari dan diteliti. Sebagai contoh implementasi Big Data sudah ada di berbagai lini bisnis seperti konsumsi dan perilaku masyarakat belanja di market place online. "Data tersebut dianalisis untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan dan strategi bisnis ke depan," jelasnya.
"Big Data ini tidak hanya menyangkut besarnya data, namun data tersebut juga diperjualbelikan dianalisis dan diteliti," tambahnya.
Septa memberi tips dari ancaman privasi data. Beberapa cara yang bisa dilakukan agar privasi data tetap aman dan terlindungi saat berselancar di internet; pastikan koneksi internet aman dan hindari berinternet dengan koneksi wifi publik. Pilih password yang kuat dan rutin diganti secara berkala.
Sementara itu, dosen Universitas Gadjah Mada Pradhikna Yunik Nurhayati menjelaskan, komunikasi internet memudahkan kita mengakses informasi lintas global. Di sinilah pentingnya memahami karateristik media digital. Caranya, antara lain dengan membangun etika dalam bermedia.
Ada empat hal yang ia tekankan dalam membangun etika di dunia digital, yakni: kesadaran, integritas, tanggung jawab dan kebajikan.
"Kita wajib menggunakan media digital dengan niat, sikap dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Di medsos kita sering menjadi manusia yang spontan dan anonim, kadang berbanding terbalik dengan dunia nyata," ujarnya.
Pradhikna menambahkan peran dunia digital dalam membantu dunia pendidikan di masa pandemi Covid-19. Informasi yang digunakan untuk media pembelajaran dapat berdampak positif bagi para siswa. Yakni, mereka bisa lebih mudah dalam mencari informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran, bahkan literatur yang sifatnya global. "Komunikasi internet itu lintas global dan bisa mengakses pendidikan dari luar negeri," tegasnya.
Namun ia menekankan peran orangtua dan tenaga pendidik tetap menjadi yang utama dan tidak bisa dikesampingkan. (*)
Sebagaimana di wilayah lain, di Kabupaten Wonogiri, Kementrian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan mendukung percepatan transformasi digital agar masyarakat semakin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. (Rls)
Post a Comment