Bermedia Sosial Yang Bijak Dan Bersahabat
WARTAJOGJA.ID Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) kembali menggelar acara webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat, 18 Juni lalu.
Mengusung tema ”Bermedia Sosial yang Bijak dan Bersahabat”, acara virtual yang dipandu oleh moderator Bobby Aulia ini juga menghadirkan empat orang narasumber: Riri Khairiroh (Aktivis Perempuan), Aulia Putri Juniarto (Kaizen Room), M. Nurul Arifin (Peneliti Antropologi), Edy Budiarto (Managing Director Indoplus Communication), dan Shafa Lubis, selaku key opinion leader.
Setiap narasumber menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Berbudaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia Digital (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
Semakin canggih teknologi, maka semakin canggih juga cyber crimenya. Ungkapan itu disampaikan Aulia Putri Juniarto, sekaligus peringatan bagi pemilik perangkat digital agar melindungi data-data pribadinya, mengingat saat ini sedang marak-maraknya penipuan melalui media digital.
Putri juga mengingatkan para pengguna media sosial lebih berhati-hati menyampaikan pendapat maupun berkomentar. ”Kalau dulu, mulutmu harimaumu. Sekarang, jarimu harimaumu. Hati-hati dengan sepuluh jari. Seperti contoh asal komentar, itu bisa menyakiti hati orang lain, bahkan bisa merugikan diri sendiri,” ujarnya.
Putri menuturkan, digital safety adalah kemampuan individu dalam mengenali, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data Hotsweet Januari 2021, Indonesia memiliki sekitar 300 juta pengguna akun media sosial. Peningkatan jumlah pengguna media sosial terjadi seiring pandemi Covid-19 yang mulai memasuki Indonesia bulan Maret tahun lalu.
Dari data tersebut, lanjut Putri, penggunaan media sosial yang paling tinggi itu Youtube. Setelah itu, diikuti oleh Facebook, Instagram dan Twitter. Penggunaan media sosial itu manfaatnya sangat luar biasa. Selain sebagai hiburan, media sosial juga menunjang aktivitas bidang ekonomi, sosial dan budaya.
”Media sosial mempermudah bersosialisasi dengan orang lain. Tidak hanya itu, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk mengupdate informasi-informasi yang dirasa penting untuk masyarakat luas, termasuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutur Putri.
Narasumber lainnya, Managing Director Indoplus Communication Edy Budiarto berbicara tentang etika dalam bermedia sosial yang harus dilandasi oleh nilai-nilai agama.
Edy menyatakan, riset Microsoft menempatkan Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki kesopanan dalam menggunakan internet se-Asia Tenggara. Dalam Laporan Digital Civility Index (DCI) tersebut, Indonesia menduduki ranking 29 dari 32 negara yang disurvei.
”Tak seperti negara tetangga Malaysia. Para netizen di sana tidak terlalu cerewet di media sosial. Rata-rata mereka menggunakan media sosial untuk hal-hal yang penting. Seperti misalnya untuk komunikasi dan bisnis. Jarang sekali membicarakan sesuatu hal yang nonsense,” ujar Edy.
Edy juga menyoroti pentingnya saling menghormati perbedaan saat bermedia sosial, serta menyinggung banyaknya konten-konten yang beredar saling menyalahkan antara satu kelompok dengan kelompok tertentu lainnya.
”Tidak hanya itu, netizen di Indonesia cenderung bersifat monopoli dengan membuat konten-konten provokatif. Konten ini cukup berbahaya buat masyarakat Indonesia yang multikultur,” pungkas Edy. (*)
Post a Comment