Syarat Sejumlah Syarat Tatap Muka Sekolah di Yogya
WARTAJOGJA.ID : Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan sejumlah syarat terbaru yang musti terpenuhi jika sekolah di Yogyakarta hendak menggelar kegiatan tatap muka di masa pandemi Covid-19 ini.
Setidaknya ada tiga syarat yang musti terpenuhi agar sekolah bisa menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tatap muka itu.
"Guru sekolah itu semua harus sudah divaksin, jika belum tidak boleh menggelar tatap muka dulu demi keamanan peserta didik," ujar Sultan 25 Mei 2021.
Selain itu, Sultan membeberkan, pembelajaran kegiatan tatap muka di setiap jenjang sekolah harus bertahap. Diawali dengan ujicoba atau simulasi beberapa sekolah dulu. Lalu dievaluasi. Tidak dilakukan langsung serentak atau membuka seratus persen.
"Misalnya untuk jenjang SD dan SMP, yang wewenangnya ada di kabupaten/kota, mereka harus memastikan jangan sampai ada klaster baru," ujar Sultan.
Sultan pun menuturkan, sekolah yang bisa menggelar tatap muka hanyalah yang bisa memastikan penerapan protokol kesehatan di lingkungannya berjalan ketat.
"Sekolah yang kondisinya sudah siap dan memenuhi syarat (protokol kesehatan) saja yang kami perbolehkan menggelar tatap muka," kata Sultan.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Didik Wardaya menjelaskan saat ini masih menunggu vaksinasi guru tercapai 100 persen untuk mendesain rencana tatap muka bagi sekolah yang memenuhi syarat.
"Untuk pembelajaran tatap muka sekolah seratus persen, kami tentu juga mempertimbangkan dari orang tua siswa, bagaimana jika tidak bersedia," katanya.
Sejauh ini, hasil ujicoba tatap muka di tingkat SMA/SMK yang melibatkan sembilan sekolah berlangsung lancar dan tidak ditemukan klaster baru penularan Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori menuturkan
di Kota Yogyakarta sendiri rencananya pekan lalu ada 10 SD dan SMP yang akan memulai ujicoba tatap muka.
Namun rencana ujicoba SD dan SMP ini akhirnya diundur setelah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta menemukan banyak siswa yang liburan saat Lebaran.
"Akhirnya ujicobanya diundur dua pekan dari rencana awal 20 Mei untuk melihat kondisi siswa pasca liburan lebaran," katanya. (Dan/Tun
Post a Comment