Cerita Yayasan Suluh Melayu Nusantara Dirikan Pesantren Tahfidz Al Quran
BERITANET.ID : Yayasan Suluh Melayu Nusantara di Jalan Gambiran 85 Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta mendirikan Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu.
Menariknya, selain dididik sebagai penghafal Quran, para santri akan dibekali kewirausahaan berbasis teknologi informasi.
Gedung pesantren empat lantai yang dibangun dengan dana Rp 5,3 miliar itu kini hampir rampung. Pada tahap pertama, dari wakaf tunai serta donatur terkumpul Rp 3,7 miliar. Semuanya sudah dibelanjakan menjadi gedung yang representatif.
Sejak peletakan batu pertama 12 Januari 2020, gedung itu kini tinggal tahap akhir atau finishing. Terbuka kesempatan bagi donatur berpartisipasi memberikan wakaf tahap dua untuk penyempurnaan bangunan pesantren tersebut.
Selain bisa datang langsung, donasi bisa pula disalurkan melalui rekening Bank Syariah Indonesia KCP Yogyakarta Katamso No Rek 505 202 0858 atas nama Yayasan Suluh Melayu Nusantara serta Bank Mandiri Cabang Yogyakarta No Rek 137 000 470 0007 atas nama Balai Kajian Melayu.
“Struktur bangunan sudah selesai. Di depan, masjid dua lantai ini sudah jadi dan kita fungsikan. Ada ruangan pengurus yayasan dan untuk kegiatan ekonomi. Kita masih butuh dana Rp 1,6 miliar. Insyaallah secara perlahan tetapi pasti sudah bisa memulai kegiatan,” ungkap Noor Aslan, Ketua Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu, Senin (19/4/2021), di pesantren setempat.
Dia diampingi Pembina Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu, Mahyudin Al Mudra, Sekretaris Yusli Harun, Bendahara Eliyani Rita, Bidang Pendidikan Asmar Ridwan serta Pengawas Murlis Mudra.
Adapun penasihat pesantren ini adalah KH M Habib Chirzin dan Prof Mifedwil Jandra dari Indonesia, Syeikh Hafidz bin Selamat dari Malaysia, Baba Hasbullah dari Patani Thailand serta Ustad H Wahid Abdullah dari Kamboja.
Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu mengusung misi sebagai pesantren modern pencetak generasi Islam yang berjiwa Qurani, memiliki semangat entrepreneur, mengusai Iptek serta berakhlakul karimah.
Guna mempercepat aktivitas pesantren, pihaknya juga membuka kesempatan donasi sekitar Rp 67 juta khusus untuk menyelesaikan kamar dan ruangan ustad sehingga kegiatan menghafal Al Quran bisa segera dimulai. Ke depan, daya tampung pesantren ini 60 orang santri. Sedangkan daya tampung masjid 80 jamaah.
Sambil menunggu bangunan seluruhnya selesai, Yusli Harun dan Asmar Ridwan menambahkan rekrutmen santri tahap awal dibatasi enam orang saja dari lulusan SMA, terutama mereka yang benar-benar memiliki kesadaran ingin menghafal Al Quran.
Mahyudin Al Mudra menyampaikan keterangan seputar pendirian Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu. (Arifin)
Post a Comment