Alat Canggih Pendeteksi Tuberculosis Berhasil Dikembangkan Batan
WARTAJOGJA.ID : Badan Teknologi Nuklir berhasil membuat produk diagnosis Tuberculosis yang dinamai TB Scan dan mendapatkan ijin edar BPOM akhir Maret 2021 lalu.
Produk radiofarmaka dari Pusat Teknologi Radioisotop tersebut dapat membantu diagnosa penyakit Tuberculosis tak hanya di paru-paru saja namun juga di bagian tubuh lainnya.
Kepala BATAN, Prof Anhar Riza Antariksawan, mengatakan TC Scan berbentuk kit radiofarmaka etambutol yang bisa membantu diagnosis infeksi Tuberculosis di tubuh. Menurut Anhar, TB Scan bisa mempercepat proses diagnosis infeksi TB di dalam tubuh karena bisa secara spesifik mencari dan menangkap bakteri TB.
“Alat ini untuk mendiagnosis bukan mengobati namu tidak menutup kemungkinan kedepan dikembangkan. TB Scan ini bentuknya ampul begitu disuntikkan ke dalam tubuh dan menuju tempat yang banyak bakteri TB. Etambutol ini mencari bakteri TB dan menangkap kemudian Radioisotop memancarkan radiasi yang ditangkap kamera gamma. Dari sini radiasi diubah dalam bentuk gambar dan bisa dilihat seberapa besar dan banyak TB-nya,” ungkapnya di Yogyakarta, Senin (12/4/2021).
Selama ini proses diagnosis TB menurut Anhar dilakukan dokter secara konvensional melalui dahak atau pengetesan sumsum tulang belakang dan foto rongten. Adanya TB Scan diharapkan BATAN bisa membantu mempercepat diagnosis dan penanganan oleh dokter dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup orang yang terkena infeksi TB.
“TB Scan ini juga bisa digunakan untuk melihat apakah bakter sudah benar-benar hilang dari tubuh setelah pengobatan dilaksanakan. Kami dari BATAN berharap produk ini dapat jadi solusi terhadap penderita TB yang jumlahnya meningkat,” sambungnya.
Dalam mengembangkan TB Scan, BATAN juga berkolaborasi dengan RS Hasan Sadikin, Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia dan Kimia Farma. Saat ini TB Scan sudah mengantongi ijin edar dari BPOM dan sudah dijual secara komersial.
Selain TB Scan, ilmuan Nuklir di BATAN kini juga terus melakukan penelitian bagaimana melemahkan virus Corona Covid-19 dengan radiasi sinar gamma sebagai wujud dukungan mengatasi pandemi di Indonesia. Ilmuan juga mengembangkan alat sterilisasi UVC dalam bentuk mobile maupun stand yang kini sedang diuji ijin edarnya oleh salah satu produsen alat kesehatan. (Cak/Rls)
Post a Comment