UGM Berupaya Tingkatkan Kapasitas Produksi GeNose C19
WARTAJOGJA.ID : Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan masih berupaya meningkatkan kapasitas produksi alat deteksi Covid-19, GeNose C19 temuan para ahli di kampus itu seiring banyaknya permintaan dari berbagai instansi dan lembaga.
Dalam produksinya, GeNose C19 sejak mulai diijinkan diproduksi masih ditangani lembaga riset UGM, UGM Science Techno Park yang teknisnya ditangani anak usahanya PT. Swayasa Prakarsa.
"Kapasitas produksi GeNose C19 di PT. Swayasa Prakarsa saat ini tiga ribu unit per bulan, namun akan terus ditingkatkan," kata Juru Bicara GeNose C19, M. Saifuddin Hakim Senin 29 Maret 2021.
Hakim mengatakan, dengan kemampuan produksi itu, waktu tunggu terkonfirmasi atas pemesanan GeNose-19 sekitar enam hingga delapan minggu.
“Seluruh proses perakitan alat itu dilakukan PT. Swayasa Prakarsa, yang juga melibatkan kawan-kawan SMK di Yogyakarta,” kata Hakim.
Pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menargetkan agar produksi GeNose bisa digenjot 10-15 ribu per bulan. Dengan pertimbangan bahwa permintaan terhadap alat itu akan mengalami peningkatan pesat di masa mendatang.
Hakim mengatakan distribusi GeNose C19 diprioritaskan untuk sektor kesehatan. Lima distributor resmi ditunjuk yang bertugas mengedarkan alat GeNose C19 ke berbagai instansi, seperti klinik, laboratorium, rumah sakit pemerintah dan swasta, korporasi/perusahaan, universitas, yayasan, kementerian, pemerintah daerah, dan BUMN.
“GeNose C19 diprioritaskan digunakan untuk memastikan bahwa penduduk atau masyarakat yang melakukan aktivitas itu betul-betul melalui skrining yang akurat,” kata dia.
Dalam sektor kesehatan, posisi GeNose C19 untuk meningkatkan keamanan saat masyarakat beraktivitas, bukan untuk mempermudah kerumunan maupun mobilitas masyarakat.
Hakim menjelaskan bahwa GeNose C19 telah melalui serangkaian pengujian sebagai alat kesehatan selama hampir setengah tahun.
Mulai dari uji profiling hingga uji diagnostik. Seluruh proses pengujian telah dilalui dengan hasil yang baik, sehingga Kementerian Kesehatan mengeluarkan izin edar untuk GeNose C19 sebagai alat skrining Covid-19 di Indonesia.
Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Supriyanto, mengatakan mulai 30 Maret 2021, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menambah 21 stasiun baru yang melayani pemeriksaan dengan GeNose C19.
Ke-21 stasiun tersebut antara lain Stasiun Banjar, Tasikmalaya, Jatibarang, Pekalongan, Cepu, Gombong, Kebumen, Sidareja, Kroya, Wates, Klaten, Purwosari, Blitar, Kediri, Tulungagung, Kertosono, Nganjuk, Lamongan, Mojokerto, Kalisetail, dan Probolinggo.
"Dengan adanya penambahan ini, jumlah stasiun yang melayani pemeriksaan GeNose C19 menjadi 44 stasiun. Sebelumnya, terdapat 23 stasiun saja yang melayani GeNose," kata Supriyanto.
Kereta Api menjadi moda yang paling awal menerapkan pemeriksaan GeNose C19. Hingga 28 Maret 2021, KAI telah melayani 345.668 peserta pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun.
"Masyarakat antusias dengan produk ini karena proses yang mudah, cepat, nyaman, dan harganya terjangkau hanya Rp30.000," ujar Supriyanto.
Untuk dapat melakukan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun, calon penumpang harus memiliki tiket atau kode booking KA Jarak Jauh yang sudah lunas, serta tidak boleh merokok, makan, minum (kecuali air putih) selama 30 menit sebelum melaksanakan tes.
“Hasil pemeriksaan GeNose C19 di 44 stasiun tersebut dapat dipakai untuk keberangkatan di seluruh stasiun yang melayani perjalanan KA Jarak Jauh,” lanjut Supriyanto.
Post a Comment