Hujan Es Kagetkan Warga Di Wilayah Perkotaan Yogya, Pengendara Menepi
Butiran hujan es yang terjadi di seputaran Tugu Yogya Rabu (3/3) siang. dok. capture video amatir |
WARTAJOGJA.ID: Hujan es melanda wilayah perkotaan Yogyakarta Rabu siang, 3 Maret 2021 sekitar pukul 13.40 WIB.
Hujan es sehari sebelumnya, Selasa 2 Maret 2021,juga sempat menerjang kawasan Kabupaten Sleman.
Hujan es di wilayah Kota Yogyakarta kali ini pun
turut disertai hujan lebat dan angin kencang dan mengagetkan warga di sekitar
kawasan Tugu Yogya, Pakualaman, hingga Malioboro.
Warga khususnya pengendara sepeda motor yang tak
menyangka fenomena itu buru-buru menepikan kendaraannya. Hujan es sebesar
kerikil-kerikil itu membuat warga pengedara jalan cukup kaget.
“ Saya kira ada cuma hujan biasa dan angin, ternyata
ada butiran-butiran esnya sebesar kerikil,” ujar Arifin, 41, warga Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Reni Kraningtyas membenarkan telah terpantau telah terjadi hujan es di sejumlah wilayah Kota Yogyakarta dan juga Kecamatan Turi Kabupaten Sleman pada Rabu 3 Maret 2021.
Reni pun menjelaskan fenomena hujan es itu terjadi karena
saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh
pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa
udara tersebut ke atas/atmosfer dan mengalami pendinginan.
“Setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik
air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Karena kuatnya energi dorongan (angin) ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi
hingga sampai freezing level,” kata dia.
Freezing level ini, kata Reni, menyebabkan terbentuknya
kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar.
“Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat
uap air, terjadi hujan lebat disertai
es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara
sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil,”
katanya.
Reni mengingatkan hujan es saat masih berpotensi
tinggi terjadi pada musim hujan dan juga pada saat pancaroba.
Hujan es ini sifatnya sangat lokal (radius 2 km) yang
disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 km.
Hujan lebat siang ini di perkotaan Yogya disertai tumbangnya sejumlah
pohon seperti di daerah Pakualaman. Hujan lebat tanpa disertai petir itu
membuat sejumlah jaringan listrik seperti kawasan Kusumanegara, Timoho dan
sekitarnya juga mati.
Saat hujan lebat itu, sebuah kecelakaan melibatkan unit mobil juga terjadi di depan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY di Jalan Kenari Kota Yogya dan sempat membuat sedikit kemacetan di jalan itu. Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan itu, namun sebuah mobil Honda Brio tampak ringsek bagian belakangnya. (Cak/Rls)
Post a Comment