Bedah UMKM DIY : Pakai Teknologi Komputer 9 %, Manfaatkan Internet 18 %
Anggota Komisi I DPR RI, Dr. H. Sukamta tengah memberi paparan dalam Seminar Merajut Nusantara dengan tema ‘Pemanfaatan IT Dalam Rangka Mendukung UMKM Yang Berdaya Saing’ Jumat (19/3). |
WARTAJOGJA.ID: Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu mendapat dorongan dari semua kalangan, menghadapi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Apalagi, segmen usaha ini menguasai pangsa pasar hampir 90 persen pangsa pasar dan berkontribusi terhadap 60 persen perekonomian nasional.
Anggota Komisi I DPR RI, Dr. H. Sukamta menyebut salah satu upaya memberdayakan UMKM agar naik kelas dengan jalan mendorong
pemanfaatan teknologi informasi bagi mereka.
Sebab di era revolusi industri 4.0 peran teknologi itu sangat diperlukan bagi UMKM melakukan lompatan usahanya. Sayangnya, Sukamta membeberkan, sebagian besar UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta juga belum memanfaatkan teknologi.
"UMKM di DIY yang memakai teknologi seperti penggunaan komputer baru 9,04 persen. Sedangkan mereka yang telah memanfaatkan internet hanya 18,34 persen," kata Sukamta dalam Seminar Merajut Nusantara dengan tema ‘Pemanfaatan IT Dalam Rangka Mendukung UMKM Yang Berdaya Saing’ yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (19/3).
Modal yang terbatas dan kurangnya inovasi serta masih gagap terhadap teknologi jadi sorotan Sukamta agar pemerintah dan instansi terkait segera membantu mengatasinya.
Selain masalahan utama teknologi, Sukamta mengatakan persoalan yang dihadapi UMKM berdasar data Susenas BPS 2016 adalah persoalan klasik yakni belum memiliki badan hukum sehingga menghambat akses mereka ke perbankan.
"Jadi UMKM ini merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Namun kenyataannya di era modern saat ini mereka masih mengalami berbagai permasalahan yang perlu kita bantu bersama pemecahannya," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Keuntungan menggunakan teknologi informasi bagi UMKM ini pun ada banyak hal.
Di antaranya seperti siklus inovasi yang lebih singkat, produk yang lebih kompleks, serta volume data yang lebih besar.
Kemudian mass production yang lebih terindividualisasi, pasar yang valatile, serta produktivitas yang tinggi. Termasuk pula efisiensi energi dan sumber daya menjadi faktor kompetisi yang kritikal.
"Pemerintah perlu membantu UMKM dalam pemanfaatan teknologi informasi. Semisal saja fasilitasi kemitraan dengan kampus dan dunia usaha yang sukses dengan dukungan TI. Selain itu bisa pula inkubasi teknologi dengan mengalirkan investasi hasil riset menjadi produk," kata dia. Selain itu juga dukungan akses teknologi, manajemen usaha, akses pemasaran, dan lainnya.
Jumlah UMKM di DIY dari data BPS 2016 lalu ada sebanyak 521.011.
Terbanyak dari sektor perdagangan besar dan reparasi, disusul industri pengolahan, kemudian di urutan ketiga ada penyedia akomodasi makanan dan minuman.
Pendiri dari Rumah Mesin, Mansur Mashuri, ST yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu mengatakan, ketika UMKM ingin naik kelas maka harus bisa memanfaatkan teknologi informasi. Salah satunya yakni dengan memiliki website.
“Keuntungan dalam memakai website, bisa menaikkan brand. Website kemudian dioptimasi dengan SEO,” katanya.
Website yang berisi produk dari perusahaan dengan optimasi SEO maka akan mudah ditemukan di Google. “Kelebihan menggunakan Google, produk yang sangat spesifik bisa ditemukan (di internet),” kata dia.
(Cak/Rls)
Post a Comment