800 Guru Rampung Divaksin, Yogya Siap Tatap Muka April
Tatap muka sekolah (ist) |
WARTAJOGJA.ID: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY rencanakan pembelajaran tatap muka di tingkat SMA pada pertengahan bulan April mendatang di 10 SMA/SMK. Pertengahan bulan April dipilih karena menunggu selesai vaksinasi bagi guru di 10 SMA/SMK.
Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya menjelaskan, 10 sekolah yang dipilih telah menjalani vaksin tahap pertama. Kurang lebih 800 guru beserta tenaga non guru telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
"Kami tadi diskusi dengan dinas kesehatan itu untuk terbentuknya imun dari vaksinasi perlu waktu 28 hari jadi dihitung dari tanggal 19 kalau kita mungkin tatap muka sifatnya terbatas akan kita lakukan pertengahan April untuk 10 sekolah," katanya Selasa (23/3/2021).
Setiap minggunya kata dia, tetap dilakukan evaluasi apakah selama pembelajaran tatap muka memiliki dampak perkembangan Covid-19, apakah nanti menimbulkan klaster baru atau tidak. Jika tidak ada permasalahan maka sekolah tatap muka dilanjutkan untuk sekolah lainnya.
"Satu minggu dua minggu kita lakukan evaluasi bagaimana protokol kesehatan di masing-masing sekolah tersebut. Kemudian apakah terdampak perkembangan covid 19 apakah menimbulkan klaster baru atau tidak menjadi salah satu dasar pertimbangan," kata dia.
Jika dalam evaluasi tidak ditemukan kasus-kasus baru Covid-19 akibat dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) maka PTM akan diterapkan ke sekolah-sekolah lainnya.
Selain itu dia menyampaikan selama pembelajaran tatap muka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti dalam satu kelas hanya dibolehkan terisi 50 persen dari kapasitas kelas.
Lalu siswa maksimal belajar di kelas selama 3 jam, status zona di masing-masing wilayah sekolah juga menjadi pertimbangan.
"Juga ada syarat tiap sekolah wajib memiliki tim satgas Covid-19, peralatan seperti wastafel, hand sanitizer juga wajib dimiliki sekolah," kata dia.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Yogyakarta, Jumadi menyampaikan pihaknya siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Pihaknya sudah menyiapkan beberapa fasilitas untuk pembelajaran tatap muka seperti, thermogun, tempat cuci tangan, wastafel, hingga jalur keluar masuk siswa.
"Kita siap dengan apa yang diprogramkan oleh pemerintah, dari segi persiapan sudah siap semuanya. Kita siapkan thermogun, tempat cuci tangan, sabun, jalur keluar masuk," ujar dia.
Namun ada satu permasalahan yang harus ditangani oleh SMA N 9, yaitu adanya pembangunan di area luar dan dalam dapat menyebabkan kepadatan saat siswa mulai pembelajaran tatap muka.
"Cuma begini SMA 9 itu sekarang itu sedang membangun indoor sama optimalisasi taman, itu sekarang crowded. Ya nanti bisa dilihat sendiri layak tidak untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Karena memang nanti jalurnya agak crowded," kata dia.
Sedangkan selama PTM nanti hanya berlangsung 3 jam, dan dalam satu kelas hanya diisi 50 persen.
"Tidak ada istirahat hanya 11.30 sudah selesai tidak ada sholat duhur di sekolah. Kemudian tidak ada kantin dibuka. Semua kami siapkan. Untuk menentukan yang masuk dan di rumah kudah nanti pakai nomor absen misalnya 1-18 masuk lainnya belajar di rumah, nanti bergantian siklusnya seminggu," kata dia.
Selain itu pihaknya juga antisipasi soal siswa-siswa yang nongkrong setelah selesai sekolah dengan menyiapkan tim Covid-19 yang akan mengingatkan siswa-siswanya.
"Kita sudah menyiapkan tim Covid-19, untuk wali kelas agar saat pulang baris satu-satu masuknya juga satu-satu, Insya Allah sudah disiapkan," kata dia. (Cak/Rls)
Post a Comment