12 Ribuan Guru, Lansia, Pelaku Wisata Vaksinasi Massal April
WARTAJOGJA.ID : Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan kembali menggelar vaksinasi Covid-19 massal tahap kedua yang di dalamnya turut mengikutsertakan ribuan pelaku pariwisata dari semua kabupaten/kota se-DIY.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan bahwa persiapan agenda vaksinasi massal tersebut tengah dilakukan akhir Maret ini.
“Yang kami siapkan vaksinasi pekan depan (awal April) untuk pelaku pariwisata, guru, UMKM, dan lanjut usia," ujar Pembajun Senin 29 Maret 2021.
Pembajun mengatakan vaksinasi massal yang digelar pemerintah provinsi ini sifatnya untuk melakukan percepatan dari target-target yang sebagian sudah divaksin pemerintah kabupaten/kota. Sehingga target sasaran pelayanan publik segera rampung.
Secara rinci, Pembajun mengatakan
jumlah pelaku wisata, lansia, dan guru dari lima kabupaten/kota DIY terdata 12 ribu orang.
“Intinya dari provinsi ingin membantu percepatan vaksinasi," katanya.
Percepatan vaksinasi ini mengingat kemampuan satu daerah dengan lainnya tidak sama. Misalnya untuk kalangan lanjut usia, dari target ribuan ternyata yang tercapai baru 100 an saja. Begitu halnya pelaku wisata. Sejauh ini baru sebatas pelaku wisata di kawasan Malioboro Kota Yogya yang tervaksinasi merata. Belum pelaku wisata yang tersebar di empat kabupaten lain DIY.
"Jadi sasaran percepatan kami tidak hanya mereka yang dari kota saja, melainkan kabupaten juga," ujar Pembajun.
Menyambut bulan Ramadhan, Pembajun menyatakan pelaksanaan vaksinasi tetap dilaksanakan namun diprioritaskan pagi hari.
“Kami laksanakan pagi vaksinasi saat ramadhan untuk menghindari hypoglikemia, atau kurangnya kadar gula penerima vaksin. Kalau pelaksanaannya malam hari, ya habis buka puasa, kasian pasien dan tenaga kesehatannya," kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan pihaknya bersyukur saat ini distribusi alat deteksi Covid-19 temuan UGM kian masif dan sangat diharapkan membantu geliat wisata.
"Dengan alat itu proses pengambilan sampel yang tidak sakit dan hasil tes yang cepat, serta sangat terjangkau dari sisi biaya," kata Singgih.
Singgih menyadari bahwa imbauan untuk tetap di rumah selama pandemi bertolak belakang dengan kegiatan pariwisata. Pendapatan para pelaku pariwisata dan industri kreatif merosot, bahkan sebagian juga kehilangan mata pencaharian. Dunia pariwisata menyambut baik adanya GeNose C19. “Bukan berarti membenarkan ada kerumunan, tapi paling tidak alat ini membantu para pelaku perjalanan,” kata Singgih. (Noe/Vid)
Post a Comment