Tracing 30 Kontak Erat Tiap Kasus Positif, Yogya Kerahkan 90 Petugas Dibantu Babinsa
WARTAJOGJA.ID: Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan akan menindaklanjuti rencana Kementerian Kesehatan terkait upaya percepatan dan perluasan tracing dan testing Covid-19 melalui swab antigen di Puskesmas.
Kementerian Kesehatan menargetkan melalui swa antigen di puskesmas itu, tracing dan testing pada tiap temuan kasus positif bisa menjangkau sedikitnya 30 kontak erat.
"Saat ini kami sudah siapkan surveilans yang akan menjadi contact tracer sebanyak 90 orang yang masih akan dibantu dari Babinsa dan Babinkamtibmas," kata Heroe Kamis 11 Februari 2021.
Heroe yang juga Wakil Walikota Yogya itu mengatakan tuntutan jumlah kontak erat yang harus di tracing sebanyak 30 orang tiap satu kasus positif jelas butuh sumber daya manusia (SDM) cukup.
"Bayangkan jika dalam satu hari ada 50 kasus positif maka minimal harus dilakukan 1000 testing dengan swab antigen. Jika hari kedua ada 30 kasus, minimal harus ada 600 testing antigen, artinya semakin hari angka (kebutuhan untuk testing) akan semakin besar," kata dia.
Dalam upaya tracing, kata Heroe, tracer tentu saja tidak selalu bisa menyelesaikan dalam satu hari. Begitu juga proses testingnya.
"Pasti tidak bisa selesai satu atau dua hari. Sehingga potensi penumpukan antrian yang di testing nanti akan menjadi persoalan terhadap kecepatan melakukan isolasi mandiri warga yang suspect," ujarnya.
Heroe menambahkan, untuk bisa mengejar kecepatan tracing dan testing maka diperlukan pula tenaga tracer yang lebih banyak agar bisa cepat dan terorganisir. Sebab, kata dia, tentu setiap hari masih ada tambahan sampai nanti kasus benar benar sangat landai.
Di satu sisi, puskesmas di Kota Yogya saat ini per hari minimal mengerahkan 60 vaksin untuk tenaga kesehatan. Yang tentu juga akan meningkat jika nanti sudah melayani vaksinasi masyarakat.
"Dan jika itu melakukan tracing dan testing tentu minimal juga sekitar 50-70 orang. Otomatis fasilitas kesehatan harus diatur sedemikian rupa agar warga yang vaksinasi dan tracing tidak berkerumun di puskesmas," katanya.
Heroe menilai kondisi pengorganisasian saat tracing diperluas dan pengerahan tenaga kesehatan yang bertugas ini juga menjadi pekerjaan rumah yang harus jadi perhatian semua pihak.
"Sebenarnya jika untuk mengejar 3T (tracing, testing, treatment) bisa juga dilakukan dengan alat Genose UGM yang lebih cepat dan bisa mengurangi potensi penumpukan di fasilitas kesehatan," kata dia.
Apalagi jika tujuan utamanya adalah untuk secepatnya mengisolasi yang suspek Covid 19.
"Maka hasil dari Genose sudah bisa untuk mengisolasikan warga yang suspek. Tetapi jika dengan tujuan diagnosis memang antigen akan memudahkan," katanya. (Cak/Rls)
Post a Comment