Siap-Siap, Disbud Sleman dan IAI Gelar Sayembara Desain Taman Budaya Berhadiah Rp 167,5 Juta
WARTAJOGJA.ID: Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman menggandeng Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar sayembara arsitektur nasional desain Taman Budaya Kabupaten Sleman dengan hadiah total Rp. 167,5 juta.
Perwakilan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY yang juga panitia sayembara itu, Trisno Seputro mengatakan dari sayembara ini ingin dicari satu ikon baru untuk wisata budaya di Kabupaten Sleman.
“Kami berharap peserta lomba desain kali ini bisa melampui sayembara desain pasar tradisional Godean lalu yang diikuti peserta asal Singapura, Inggris, dan Perancis,” kata Trisno, Senin 22 Februari 2021.
Adapun rincian hadiah sayembara itu juara 1 Rp. 100 juta, Juara 2 Rp. 25 juta, Juara 3 Rp. 22,5 juta, Juara harapan 1 dan 2 masing-masing Rp. 10 juta.
Namun dari semua juara itu, hanya juara 1 yang desainnya akan dijadikan DED pembangunan Taman Budaya Sleman
Penerimaan karya kompetisi bertajuk Sayembara Pra Desain Pengelolaan dan Pengembangan Taman Budaya Kabupaten Sleman itu, berlangsung 22 Februari – 08 April 2021.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Aji Wulantara mengatakan, hasil pemenang dari sayembara desain ini akan menjadi acuan pembuatan Detil Engineering Design (DED) Taman Budaya yang akan dibangun di Desa Pandowoharjo Kabupaten Sleman.
“Untuk bangunan fisik Taman Budaya itu kami targetkan mulai dibangun tahun 2022-2023 nanti, jadi saat ini kami mencari desain arsitekturnya lewat sayembara terbuka secara nasional,” ujar Aji.
Aji menuturkan lokasi pembangunan Taman Budaya ini berada di pusat kawasan strategis Kabupaten Sleman yang di dalamnya terdapat berbagai potensi pariwisata lokal berupa desa wisata serta pemerintahan Kabupaten Sleman.
Para peserta yang mengikuti desain Taman Budaya yang diproyeksikan akan dibangun di lahan seluas 22.869 meter persegi atau 2,2 hektar itu diminta menghasilkan pra desain arsitektur yang memuat konsep bangunan vernakular yang representatif untuk wadah aktivitas pelaku seni dan budaya.
“Desain Taman Budaya terpadu ini kami targetkan menjadi tempat wisata edukasi sekaligus promosi budaya,” kata Aji.
Secara umum, konsep desain bangunan harus mencerminkan pada filosofi spiritual Jawa yang dianut Yogyakarta yakni memayu hayuning bawana manunggaling kawula gusti, dan sangkan-paraning dumadi.
Sedangkan secara khusus desain harus memenuhi 19 kebutuhan ruang yang wajib ditampilkan.
Antara lain, memiliki Joglo Pendopo dengan kapasitas 500 orang, gedung pertunjukan serbaguna, amphitheatre (panggung terbuka) kapasitas 500 orang, kantor pengelola, perpustakaan / area edukasi, ruang pameran terbuka, food court kapasitas 17 lapak, mushola kapasitas 100 orang juga lavatory terpadu.
Konsep desain itu juga musti menghadirkan obyek berupa desain homestay/guest house berbentuk rumah tradisional Jawa gaya Yogyakarta, gedung sekretariat bersama seni budaya, bangunan workshop/pelatihan seni, dan area konservasi sawah, konservasi budaya agrikultur berupa ruang terbuka hijau.
Aji mengatakan tiap bangunan dalam desain juga musti patuh filosofis nilai-nilai Jawa. Misalnya untuk Pendopo, dalam konsep Jawa dimaknai papan kondo opo-opo (tempat untuk membicarakan berbagai hal), maka desain yang dibuat harus mencerminkan sifat keterbukaan.
.(Arifin)
Post a Comment