Selain Razia Antigen Perbatasan, Petugas Akses Masuk Kawasan Malioboro Juga Diperiksa
WARTAJOGJA.ID : Polisi melakukan pemeriksaan surat bebas COVID-19 terhadap pendatang dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang hendak masuk ke Malioboro. Jika pendatang tidak mengantongi surat itu langsung dilakukan rapid antigen di tempat.
Pantauan detikcom pukul 17.35 WIB, polisi dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta tampak berdiri di pinggir jalan Abu Bakar Ali. Secara selektif mereka menghentikan laju mobil yang bernomor polisi luar DIY.
Hal tersebut untuk memastikan pendatang yang masuk ke Kota Yogyakarta mengantongi surat bebas COVID-19 baik hasil rapid antigen atau swab PCR dengan hasil negatif. Tampak beberapa pendatang yang tidak memiliki surat tersebut diarahkan menuju sebuah tenda di dekat gardu anim untuk melakukan rapid test antigen secara gratis.
Kasat Lantas Polresta Yogyakarta Kompol Imam Bukhori menjelaskan, bahwa sejak hari ini hingga besok Minggu (14/2/2021) pihaknya melakukan pengecekan kendaraan yang berasal dari luar DIY. Bahkan pihaknya telah membuat pos pengamanan di beberapa titik.
"Di sini kita bukan memeriksa surat-surat kendaraan tapi kita mengecek penerapan prokes COVID-19. Kita menanyakan penumpang pakai masker, hand sanitizer dan juga yang paling utama adalah dia bawa surat hasil rapid antigen atau swab PCR atau tidak," katanya saat ditemui di depan tempat parkir Abu Bakar Ali, Kota Yogyakarta, Jumat (12/2/2021).
Apabila ada pengendara yang tidak mengantongi syarat tersebut maka pihaknya mengajak untuk segera melakukan rapid test antigen di tempat. Untuk rapid tersebut pengendara atau penumpang tidak dikenakan biaya.
"Nah, kita dari Satlantas Polresta Yogyakarta, kita menyediakan menyediakan rapid antigen gratis," ujarnya.
"Jadi kepada semua pengendara dari luar Yogya yang saat dicek yang bersangkutan belum melakukan rapid kita ajak rapid di sini dan gratis. Tujuannya untuk menekan penularan COVID-19 dan memutus rantai penularan," imbuh Imam.
Menyoal kuota rapid test antigen gratis, Imam mengaku sekitar 300 test yang digunakan selama 3 hari. Sehingga dalam sehari pihaknya melakukan sampling terhadap sekitar 100 pendatang.
"Kita di sini menyediakan sekitar 300, itu selama 3 hari (perhari 100)," katanya.
Terkait model sampling, Imam mengaku melakukannya secara acak. Pasalnya tidak mungkin 24 jam pihaknya melakukan sampling. Terlebih kegiatan serupa juga dilakukan di seluruh Polres yang ada di DIY.
"Sampling prioritas untuk (kendaraan) dari luar Yogya, karena tidak mungkin semuanya. Sistemnya 5 kendaraan, terus nanti bertahap 5 kendaaran lagi dihentikan," ucapnya.
"Pokoknya jangan sampai yang masuk Yogya itu ternyata positif (COVID-19). Kalau untuk yang sudah diambil samplenya tadi ada 30 orang dam hasilnya negatif semua," lanjut Imam.
Salah seorang pendatang yang menjalani rapid antigen gratis, Dendri Agung Sukarno (40) menyambut baik kegiatan tersebut. Dia mengaku sempat kaget dengan pencegatan tersebut.
"Pulang dari Surabaya dan mampir sini (Yogya), terus tadi disetop dan ditanya surat hasil rapid test antigennya. Nah, saya tidak bawa langsung ditawari rapid antigen, saya mau dan hasilnya tadi negatif (COVID-19)," ucapnya.
Oleh sebab itu, warga Jakarta ini menyebut pelayanan di Yogyakarta lebih baik dari pada di Jakarta. Pasalnya dia belum pernah mendapat rapid test antigen gratis di Jakarta.
"Lebih baik lah mas, di Yogya ini jauh lebih ketimbang di Jakarta. Karena di Jakarta saya tidak pernah ketemu yang seperti ini, (rapid antigen) gratis. Jadi jauh lebih baik di Yogya untuk kepolisiannya dan semuanya," imbuh Dendri. (Cak/Rls)
Post a Comment