Tingkatkan Kesadaran Lingkungan, Dosen UAD Edukasi Cara Kelola Sampah
KERAJINAN DARI LIMBAH: Dosen Prodi Teknik Industri (TI) FTI UAD melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di Bank Sampah Bersih Bersama Karanganom, Piyungan, Bantul. |
WARTAJOGJA.ID: Untuk meningkatkan kesadaran warga dalam pengelolaan sampah, meliputi pengurangan sampah dari rumah tangga (reduce) dan pengolahan limbah kemasan sachet (recycle), Dosen Prodi Teknik Industri (TI) FTI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di Bank Sampah Bersih Bersama Karanganom, Piyungan, Bantul. Tim Dosen UAD terdiri dari Dr. Ir. Tri Budiyanto, MT., Annie Purwani, STP., MT., dan Reni Dwi Astuti, STP., MT.
Tri Budi menuturkan, ternyata masih banyak warga masyarakat yang kurang peduli terhadap banyaknya limbah yang ada di sekitar lingkungannya, baik limbah organik maupun anorganik.
“Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pemahaman kepada warga tentang jenis limbah yang berpotensi merusak lingkungan. Sebab, ketidakpedulian terhadap bahaya limbah ini berawal dari ketidakpahaman,” ujarnya, Kemarin (5/1/2021).
Untuk itu, kata Tri Budi, kegiatan PPM ini memberikan edukasi kepada masyarakat soal bahaya yang bisa diakibatkan oleh banyaknya volume limbah yang dibuang di lingkungan dengan segala jenisnya serta dampaknya bagi lingkungan sekitar secara umum.
Sementara itu, Annie menyampaikan, tidak sedikit dari berbagai jenis limbah tersebut yang dihasilkan dari rumah tangga, seperti limbah elektronik meliputi baterai gadget, alat-alat elektronik, dan sebagainya, limbah plastik, minyak goreng bekas, kertas, dan food waste.
KERAJINAN DARI LIMBAH: Dosen Prodi Teknik Industri (TI) FTI UAD melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di Bank Sampah Bersih Bersama Karanganom, Piyungan, Bantul. |
“Peran masyarakat dibutuhkan untuk turut mengatasi permasalahan sampah ini, di antaranya dengan mengurangi sampah dari rumah tangga atau reduce dan melakukan daur ulang atau recycle,” ungkapnya.
Lebih lanjut Reni mengatakan, dalam penyuluhan tersebut juga dijelaskan dampak berbagai jenis sampah bagi lingkungan.
“Disampaikan bahaya plastik yang dapat merusak organ tubuh manusia, memicu kanker, merusak sistem syaraf hingga depresi,” imbuhnya.
Reni mengingatkan, limbah elektronik yang ada mengandung logam berbahaya seperti timbal, cadmium atau mercuri dapat berpotensi merusak kesehatan manusia.
“Limbah organik selain menimbulkan polusi udara karena bau yang menyengat, juga menyebabkan banyak penyakit,” terangnya.
Reni menegaskan, limbah organik yang menumpuk juga dapat menghasilkan gas metana yang menimbulkan kebakaran dan dapat merusak lapisan ozon.
Sedangkan limbah kertas, sekalipun mudah terurai, namun pembuatan kertas telah mengurangi hutan secara cepat.
“Produksi daur ulang kertas juga menjadi dilema karena penggunaan bahan-bahan kimia dalam prosesnya, sehingga menghasilkan limbah yang berbahaya juga jika tidak dikelola dengan benar,” jelasnya.
Dalam kegiatan PPM ini, Tim Dosen UAD juga mendorong dan menguraikan cara masing-masing individu agar bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah.
“Untuk sampah plastik dapat dikurangi dengan membawa tas belanja dari rumah, tidak menggunakan sedotan plastik, dan membawa botol minum sendiri,” paparnya.
Reni menyarankan, food waste dapat diminimalisir dengan tidak berlebihan dalam berbelanja dan menyetok persediaan bahan makanan, memasak secukupnya, memanfaatkan sisa makanan untuk kompos atau pakan ternak, dan mengambil makanan secukupnya.
“Pengurangan limbah elektronik dapat diupayakan dengan tidak sering berganti-ganti alat elektronik hanya karena mengikuti tren, mendonasikan alat elektronik yang sudah tidak dipakai, menyewa alat jika penggunaannya hanya sekali, menyimpan data secara online, dan sebagainya,” urainya.
Sedangkan untuk limbah kertas dapat dikurangi melalui penggunaan kertas bekas untuk keperluan tertentu. Selain itu membiasakan penggunaan fasilitas online atau digital, dan memilih kertas yang tepat untuk penggunaan tertentu.
Tri Budi mengharapkan, dengan adanya penyuluhan ini, warga masyarakat dan anggota bank sampah menjadi paham dan lebih peduli lagi dengan cara mengurangi sampah.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan sampah kemasan sachet dilakukan dengan pelatihan pembuatan aneka kerajinan dari kemasan sachet.
"Kemasan sachet yang dianyam secara rapi itu dapat dirangkai menjadi tas, dompet, dan wadah pot," ucapnya.
Selama ini, limbah kemasan sachet tidak dapat dijual kepada pengepul karena daur ulangnya tidak mudah dilakukan dalam skala industri. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan penyusun sachet cukup beragam dan tidak mudah dalam melakukan proses pemisahan bahan menurut jenisnya. Alhasil, limbah kemasan sachet sejauh ini hanya dibuang begitu saja atau dibuat kerajinan.
Annie menyarankan, limbah kemasan sachet ini jika dibuat kerajinan dengan rapi akan cukup menarik dan layak dimanfaatkan, baik untuk keperluan pribadi maupun dijual.
"Setelah ikuti pelatihan ini, warga masyarakat diharapkan mampu membuat kerajinan dari kemasan sachet yang dianyam, kemudian dirangkai menjadi tas, keranjang, dan dompet," bebernya. (Subiyantoro)
Post a Comment