Pembicara Stadium Generale UPN Yogya, Ketua MPR Bambang Soesatyo Soroti Ketahanan Pangan
Ketua MPR Bambang Soesatyo jadi pembicara dalam Stadium Generale di Kampus UPN Yogya |
WARTAJOGJA.ID: Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak satu tahun terakhir banyak memporakporandakan perekonomian berbagai bangsa. Bahkan sejumlah negara maju pun kelimpungan menghadapi pandemi.
Indonesia sendiri meski juga terdampak, namun
diprediksi menjadi satu dari lima negara besar di dunia yang mampu bertahan
menghadapi pandemi. Bahkan menjadi lumbung pangan bagi negara-negara lain yang
mengalami krisis pangan.
“Lima negara yang mampu menghadapi krisis pangan
pasca-pandemi adalah kita (indonesia),” kata Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI,
dalam studium generale di UPNV Yogyakarta, Selasa (15/12/2020).
Menurut Bambang, sekitar 7,8 miliar warga dunia
diprediksi mengalami krisis pangan akibat Covid-19. Indonesia diperkirakan
memiliki peluang untuk mengisi kebutuhan pangan tersebut.
Yang paling terjangkau, Indonesia mampu memenuhi
kebutuhan pangan sekitar 4 miliar penduduk dunia. Sehingga negara ini tidak
hanya memenuhi pasar 270 juta penduduk dalam negeri, namun juga 4 miliar
penduduk yang berharap Indonesia membantu krisis pangan.
“Ketahanan pangan ini sebagai bagian dari sistem
pertahanan kita,” ujarnya.
Bambang menambahkan, generasi muda harus mampu
melihat masa depan Indonesia. Ketahanan pangan bisa diwujudkan dengan
pengembangan desa sebagai lumbung pangan.
Kaum muda, lanjut Bambang, tidak lagi berpikir kerja
di kota namun justru harus melihat peluang di desa. Sebab perputaran ekonomi
yang besar saat ini ada di desa-desa, termasuk di bidang pertanian.
“Dengan teknologi yang makin berkembang, maka orang
tidak perlu lagi ada di kota besar dengan kantor yang megah dan mahal. Bisnis
masa depan tidak banyak butuh karyawan, orang-orang banyak dibutuhkan di
desa-desa untuk pertanian,” ungkapnya.
Bambang berharap kampus-kampus semakin banyak
mengimplementasikan riset di bidang pertanian. Dengan demikian akan semakin
banyak negara yang melirik bangsa ini untuk membantu ketahanan pangan mereka.
“Pengembangan pertanian di desa membutuhkan peran
perguruan tinggi, karena itu sudah tepat UPNV mengembangkan riset di bidang
pertanian karena dunia menuju ke sana,” ungkapnya.
Rektor UPNV Yogyakarta, Irhas Effendy, mengungkapkan
kebijakan bela negara diterapkan kampus tersebut. Hal itu dilakukan agar kampus
tersebut mampu menghasilkan lulusan yang mampu berperan dalam pembangunan
bangsa.
“Bela negara diimplementasikan dalam berbagai
program di kampus,” ujarnya.
(Arifin)
Post a Comment