Tolak Radikalisme, Barisan Perempuan Berkebaya Di Yogya Dengungkan NKRI Harga Mati
Perempuan berkebaya turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap kelompok yang ingin mengacaukan persatuan Indonesia |
WARTAJOGJA.ID: Puluhan perempuan dengan pakaian
kebaya serta masker di wajah turun ke jalanan Yogya pada Senin 30 November 2020
demi menyuarakan kegelisahan mereka atas kondisi bangsa belakangan ini yang terus
dirongrong upaya gerakan bernuansa separtisme, terorisme, radikalisme, dan anarkisme.
Para perempuan itu bergabung dalam arus gerakan
bersama yang berada dalam wadah Masyarakat Bela Keutuhan NKRI atau Masbehi
Yogyakarta.
Mereka menggelar long march dan berorasi di kawasan
Titik Nol Kilometer sambil tetap menjalankan protokol kesehatan.
“NKRI harga mati ! Kita tidak boleh membiarkan siapapun
dengan alasan apapun mengganggu tegaknya Pancasila, UUD 1945, Merah Putih dan Bhineka
Tunggal Ika sebagai dasar keberagaman kita dari Aceh sampai Papua,” ujar Agnes
salah satu koordinator perempuan berkebaya yang turut dalam aksi itu.
Agnes yang hadir mewakili senator DPR RI asal Yogya,
My Esty Wijayanti yang berhalangan hadir dalam aksi itu mengatakan NKRI Harga
Mati tidak boleh diotak-atik lagi. Karena dasar negara dan ideologi bangsa yang
sudah diwariskan para founding fathers bangsa ini telah menyatukan segala
perbedaan yang membentuk Indonesia.
“Kita harus realistis dan waspada, karena akan ada
banyak kelompok dan golongan ke depan yang terus mencoba mengganggu tegaknya
Pancasila, UUD 1945, Merah Putih dan Bhineka Tunggal Ika itu. Kita harus berani
maju untung menghadang dan melawan kelompok-kelompok yang mengancam keutuhan
bangsa itu,” ujarnya.
Perempuan berkebaya turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap kelompok yang ingin mengacaukan persatuan Indonesia |
Agnes mengatakan pihaknya juga mengecam seluruh
kegiatan mengarah anarkis, terorisme dan aksi intoleran. Karena itu tak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
“Maka kami akan dukung Polri dan TNI untuk bersikap
tegas pada kelompok-kelompok yang berupaya menentang Pancasila itu. Merdeka !!!”
ujarnya.
Muhammad Alvin Khoiru, koordinator aksi mengatakan
pihaknya merasa begitu prihatin dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Gerakan
separatis terjadi, ditambah aksi anarkisme, radikalisme dan terorisme yang
dirasa begitu menyatat hati muncul di berbagai daerah.
Terbaru, bagaimana empat orang dalam satu keluarga
dibunuh oleh teroris yang diduga terafiliasi kelompok Mujahidin Indonesia Timur
pimpinan Ali Kalora. Masbehi mengutuk keras tindakan tersebut dan berharap
negara segera mengusut tuntas kasus tragedi kemanusiaan itu.
“Banyak elemen yang bergabung dalam aksi kami,
seluruhnya satu suara menolak semua kelompok yang ingin mengacaukan persatuan
Indonesia. Hari ini ada berbagai elemen turun termasuk para ibu yang dengan
sukarela mengenakan kebaya dan ikut turun ke jalan. Kalau para ibu sudah turun,
berarti ada yang tidak beres,” ungkapnya lagi.
(Arifin)
Post a Comment