Pemkot Klarifikasi Sebutan Yogya Zona Merah Membara : Salah !
WARTAJOGJA.ID : Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi meluruskan pemberitaan yang menyebut Yogya jadi zona merah membara akibat lonjakan kasus Covid-19 yang naik tajam pasca libur panjang cuti bersama.
"Terkait informasi Yogya zona merah membara dan kamar perawatan penuh itu tidak benar," kata Heroe yang juga Wakil Walikota Yogya Senin 23 November 2020.
Heroe mengatakan, secara langsung memang pihaknya belum bisa memastikan lonjakan kasus yang terjadi akibat pengaruh liburan panjang akhir Oktober lalu. Namun ia melihat justru kasus baru yang muncul bukan dari kalangan wisatawan atau mereka yang datang ke Yogya.
"Jika dilihat dari data kasus, kebanyakan yang terkena justru warga Kota Yogya yang usai melakukan perjalanan luar kota, baik untuk bekerja maupun liburan," ujar Heroe.
Heroe tak menampik, perkembangan kasus Covid-19 di Kota Yogya memang sedang mengalami kenaikan.
Terutama jika dibandingkan sebelum masa liburan akhir Oktober lalu dengan jelang akhir November ini.
Sebelum libur panjang lalu, rumah sakit Kota Yogyakarta masih menangani sekitar 45 kasus positif harian. Namun saat ini jumlahnya melonjak jadi 147 kasus positif.
"Artinya dalam 3 minggu paska liburan panjang, ada kenaikan 3 kali lebih," ujarnya.
Tetapi Heroe mengingatkan, pertumbuhan kasus di Kota Yogya itu banyak terjadi di dalam kalangan keluarga. Misalnya ada satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan luar kota untuk kerja atau liburan dan sekembalinya menularkan kepada anggota keluarga lainnya.
Atau anggota keluarga terpapar dari rekan kerja di kantor dan menularkannya di rumah. Keseluruhan kasus rumah tangga sekitar 65% dari semua kasus positif.
Soal Yogya yang disebut menjadi zona merah membara juga ditepis Heroe. Ia memaparkan berdasarkan data Satuan Tugas Covid Kota Yogyakarta, dari 45 kelurahan di Kota Yogya ada 9 kelurahan masuk zona kuning, 36 zona oranye.
"Jadi tidak ada kelurahan yang masuk zona merah di Yogya," ujar Heroe yang menyatakan saat ini secara keseluruhan Kota Yogyakarta masul zona oranye.
Penghitungan untuk menentukan indeks zona dalam kasus Covid ini, ujar Heroe, didasarkan atas tiga indikator utama. Yaitu epidemiologi, surveilans, dan ketersediaan layanan kesehatan yang dibagi menjadi 14 variabel.
Diantaranya menyangkut angka kenaikan atau penurunan kasus positif, kesembuhan dan kematian.
"Indikator itu juga menyangkut jumlah spesimen yang diperiksa dan angka positif rate-nya serta ketersediaan kamar isolasi maupun kegawatdaruratan," ujarnya.
Dari indikator dan variabel tersebut, setelah dikalkulasi semuanya, Heroe menyatakan Yogya masih berada di zona oranye.
"Jadi tidak benar di DIY semua zona merah," ujarnya.
Juga berdasarkan data dari Pemerintah DIY, dari lima kabupaten/ kota saat ini statusnya ada dua kabupaten zona merah, dua zona oranye dan satu zona zona kuning.
"Jadi di tingkat DIY pun masuk kategori zona oranye," katanya.
Heroe menambahkan ketersediaan kamar di Kota Yogya juga masih cukup tersedia untuk merawat pasien Covid-19.
Ada 7 rumah sakit di Yogya, kamar ICU ada 13, dan kamar isolasi ada 128 kamar.
Berdasar data terakhir 22 November 2020, kamar ICU yang terpakai ada 8 (61,54%) dan kamar isolasi yang terpakai 102 (79,69%). Sehingga,.kata Heroe, tidak benar juga kalau disebut semua kamar perawatan Covid-19 di Kota Yogya sudah terisi.
"Kami selalu pantau terus perkembangan kasus dan ketersediaan kamar," ujarnya.
Post a Comment