Pementasan Wayang Kulit Milad Pangeran Diponegoro ke 235, Bawa Lakon Kusuma Bangsa
GBPH Prabukusumo, selaku Ketua IKPNI DIY simbolis menyerahkan wayang kepada dalang Ki Catur Kuncoro dalam peringatan Milad Pangeran Diponegoro ke 235 di Ndalem Yudhanegaran Selasa (10/11). (Arifin) |
WARTAJOGJA.ID : Dalam peringatan hari Pahlawan sekaligus Milad Pangeran Diponegoro ke 235, pada Selasa petang 10 November 2020, di nDalem Yudanegaran Yogyakarta diselenggarakan pagelaran wayang kulit oleh Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro, GBPH Yudaningrat dan Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) Korwil DIY.
Lakon wayang yang diambil dari Babad Diponegoro bertajuk Kusuma Bangsa yang dimainkan secara apik oleh Dalang Ki Catur Kuncoro yang mengisahkan perjalanan hidup Diponegoro.
"Peringatan Hari Pahlawan tahun ini kami harapkan bisa lebih merasuk dalam jiwa masyarakat Indonesia, yang sedang berusaha berjuang melawan pandemi Covid-19," ujar
GBPH Prabukusumo, selaku Ketua IKPNI DIY.
Oleh sebab itu, Prabukusumo
mengharapkan agenda milad Pangeran Diponegoro ini diharapkan bisa membawa inspirasi bagi generasi muda di Indonesia.
“Jiwa kepahlawanan yang disajikan dalam bentuk wayang ini diharapkan bisa dimaknai para generasi muda Indonesia," ujarnya.
Pementasan wayang itu juga siarkan secara langsung melalui daring, sehingga bisa tersebar lebih luas.
R Rahardi Saptata Abra, selaku penyelenggara acara mengatakan lakon Kusuma Bangsa sengaja dimainkan dalam peringatan kali ini. Lakon tersebut menurut Rahardi menceritakan perjalanan akhir perlawanan Pangeran Diponegoro melawan VOC.
R Rahardi Saptata Abra selaku penyelenggara peringatan Milad Pangeran Diponegoro ke 235 di Ndalem Yudhanegaran Selasa (10/11). (Arifin) |
Lakon Kusuma Bangsa ini menceritakan masa-masa akhir perlawanan Pangeran Diponegoro.
Cerita dimulai saat HB II jumeneng yang mana beliau tiga kali dikukuhkan sebagai Raja Kraton Yogyakarta oleh Belanda dan Inggris.
Lakon ini menceritakan juga tentang penangkapan di Magelang dengan detail, ada pengkhianatan Belanda saat meminta pertemuan perdamaian.
Jendral De Kock sangat licik dan akhirnya Pangeran Diponegoro dibawa ke Ungaran, Batavia dan Manado lalu ke Makassar sampai akhir hayat.
"Lakon ini menarik sekali ceritanya dengan durasi tiga jam pementasan,” ungkap Rahardi.
Wayang Diponegoro sendiri dibuat sejak tahun 2017 lalu, dan sudah 14 kali dipentaskan hingga kini. Seluruh lakon diambil dari Babad Diponegoro yang ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro saat menjalani pengasingan.
Rahardi mengatakan gelaran peringatan Milad 235 tahun Diponegoro dan Hari Pahlawan diinisiasi atas kerjasama Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro, Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) DIY dan Ndalem Yudhaningratan. (Arifin)
Post a Comment