PDI Perjuangan Komitmen Bersama Masyarakat Sesarengan mBangun Sleman Dengan Gembira
WARTAJOGJA.ID: DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sleman memandang Pilkada Sleman 2020 yang dihadapi saat ini adalah pesta demokrasi yang sudah seharusnya dirayakan dengan rasa gembira.
Dalam arti, tidak ada ketegangan yang muncul dalam tim kampanye yang dibentuk oleh partai maupun koalisi dan relawan.
Dalam dua bulan terakhir ini pun PDIP yang berkoalisi dengan PAN juga Partai Demokrat serta Partai Gelora Indonesia untuk mengusung pasangan calon bupati-wakil bupati nomor urut 3 : Kustini Sri Purnomo - Danang Maharsa itu bergotong royong secara gembira memasang alat peraga kampanye (APK) di seluruh wilayah Kabupaten Sleman.
Namun ketika dari APK itu ada yang sengaja dirusak di berbagai titik, PDI Perjuangan serta koalisinya tak pernah berpikir dan berniat memperkarakan siapa gerangan yang merusak APK itu, atau mencari tahu apa tujuan perusakan itu dan sebagainya.
"Kami hanya mencatat di mana APK yang rusak itu, lalu memperbaikinya. Semua kami lakukan dengan ikhlas, karena dengan ikhlas itu kami bisa bergembira untuk terus berjuang meraih simpati warga," ujar Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sleman Gustan Ganda di Kantor DPC PDI Perjuangan Kamis (5/11/2020).
Kebesaran hati PDI Perjuangan Sleman dan koalisi juga kembali diuji ketika belakangan ini muncul pemberitaan di media massa yang membuat dahi berkerut para kader PDI Perjuangan Sleman. Yakni ketika ada seorang warga membuat suatu pernyataan negatif dan menilai bahwa PDI Perjuangan di Sleman selama ini tidak banyak membantu aktivitas atau kegiatan warga khususnya yang beragama Katolik di Kabupaten Sleman.
"Kami juga tidak marah dengan pemberitaan dan tuduhan seperti itu, justru kami menertawakannya serta tetap gembira. Sebab itu sesuatu yang sangat lucu sekali dan tidak berdasar," ujar Gustan.
Sekedar untuk diingat, ujar Gustan, PDI Perjuangan selama ini tak pernah sekalipun membawa-bawa berbagai hal dan aktivitasnya atas nama agama dalam setiap gerakannya. Karena semua elemen masyarakat dipandang menjadi bagian yang sama untuk dirangkul dalam upaya pembangunan bersama.
Gustan mengatakan pula, terhadap berbagai isu dan peristiwa yang terjadi khususnya di Sleman, PDI Perjuangan hampir tak pernah absen untuk terlibat berkontribusi. Salah satu contoh ketika peristiwa penyerangan Gereja St.Lidwina Bedog Sleman oleh teroris beberapa waktu silam, warga PDI Perjuangan juga langsung bergerak lebih awal dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
"Tapi maaf, saat itu kami memang tidak bertemu dengan bapak yang sudah menilai kami tidak banyak membantu itu, sebab kami juga tidak tahu bapak itu siapa," ujar Gustan.
Gustan pun mengatakan, pada hari hari besar keagamaan, Satgas PDI Perjuangan bersama dengan Banser NU selalu ikut membantu dan berkontribusi untuk partisipasi mengamankan gereja-gereja sehingga umat beribadat lebih nyaman dan genbira. Tanpa ada rasa takut.
"Satu hal yang kami tekankan bahwa saat Satgas PDI Perjuangan bertugas bersama Banser kami bergembira," ujarnya.
Pun dengan bencana Covid-19 sejak Maret lalu yang membuat panik masyarakat.
"Ada banyak gereja menghubungi kami untuk membantu melakukan penyemprotan disinfektan dan kami lakukan. Sama halnya ketika pihak masjid dan mushola yang meminta, kami juga datang melakukan hal yang sama," ujarnya.
"Perlu dicatat, bahwa laporan ini kami dapatkan dari tiap pengurus struktural yang mana dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan pengurus, tokoh masyarakat, tokoh agama setempat," katanya.
Gustan mengatakan dalam masa kontestasi pilkada Sleman 2020 ini, pihaknya tidak melakukan klaim telah mendapatkan 100 persen dukungan dari golongan tertentu. Tapi pihaknya selalu menyapa dan mengajak bekerjasama untuk sesarengan mbangun (bersama membangun) Sleman. Itu dilakukan secara terus menerus.
"Dalam pilkada ini, pasangan calon yang lain pun bukan kami anggap lawan melainkan teman berkompetisi untuk merayakan pesta demokrasi ini secara gembira, fair dan demokratis," ujarnya.
(***)
Post a Comment