Ciptakan Lulusan SMK Peduli Lingkungan, Dosen UAD Beri Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik
WARTAJOGJA.ID : Untuk mengatasi permasalahan sampah di sekolah, tim pengusul program pengabdian masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berupaya mengatasi permasalahan sampah tersebut dengan menggelar beberapa program bagi siswa dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Binatama yang berada di Desa Sinduadi, Mlati, Sleman.
Tim pengusung program di ketuai oleh Dr. Sitti Nurdjannah. MKes., dan beranggotakan Rokhmayanti, MPH, Dr. Surahma Asti Mulasari Mkes., Siti Kurnia Widi Hastuti MPH, Tri Wahyuni Sukesi, MPH, Sulistyawati, MPH. dan Dr. Fatwa Tentama, M.Si.
Pelaksanaan program dilakukan secara daring selama 2 hari dan selanjutnya dilakukan pendampingan dan pengukuran untuk melihat efektifitas program-program yang diberikan ini.
Sitti Nurdjannah menuturkan, saat ini permasalahan sampah sangat memprihatinkan di berbagai sektor kehidupan yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu sektor yang saat ini mulai dilakukan pencegahan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat sampah adalah sektor pendidikan.
"Berbagai sampah, terutama sampah plastik banyak ditemukan di area sekolah. Selain itu, banyak perilaku warga sekolah terutama siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan sampah menjadikan permasalahan sampah yang kian hari kian menumpuk di sekolah," ujar Sitti Nurdjannah, (23/11).
Rokhmayanti menyampaikan, Tema dalam program ini adalah ‘Pemberdayaan Guru dan Siswa dalam Rangka Diet Plastik untuk Mendukung PHBS di Sekolah. Program-program yang dilaksanakan terdiri dari Materi Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS), materi penyakit akibat sampah di Sekolah, materi tentang pengelolaan sampah organik dan anorganik di Sekolah, dan materi tentang bank sampah di Sekolah.
“Tujuan dilaksanakannya program ini untuk menunjang keberhasilan SMK Kesehatan Binatama dalam menciptakan lulusan peduli dan sadar kebersihan dan kesehatan lingkungan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik. Supaya mempunyai kemampuan pengetahuan mengenai PHBS melalui praktik sampah dengan cara pendampingan, sehingga diharapkan terwujud kesadaran siswa yang mengutamakan PHBS yang diharapkan dapat menjaga lingkungan sehingga meingkatkan status kesehatan di Indonesia,” papar Rokhmayanti.
“Dibutuhkan kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak di Sekolah baik, siswa, guru dan semua pihak yang datang atau berada di lingkungan sekolahan untuk mewujudkan sekolah bebas sampah dan lingkungan belajar yang sehat,” imbuh Sitti Nurdjannah. (Subariyanto)
Post a Comment