Wuih, Bantul Segera Miliki Kasongan Mini Zoo
WARTAJOGJA.ID: Kasongan Mini Zoo (KMZ) akan segera dibangun di Dusun Tirto, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kebun binatang mini ini diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setenpat.
Head of Master of Architecture of Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Suparwoko mengatakan, detail pembangunan KMZ ini sedang menjadi pembahasan sejumlah profesor serta doktor maupun para pakar di bidangnya. Baik dari tata letak, pemilihan satwa, maupun desain kandangnya telah dibicarakan.
Suparwoko mengatakan, Mini Zoo ini akan berdiri di lahan seluas sekitar 742 m2. Saat ini sudah terdapat bangunan sekitar 45 m2 dengan tanah 100 m2. Fasilitas itu juga akan dilengkapi area parkir dan homestay.
“Untuk satwa nantinya akan mengutamakan hewan lokal seperti ayam kate, burung parkit, kelinci, ayam serama, ayam mutiara, ayam putih, kambing mini, burung emprit, love bird, kalkun, puyuh dan domba,” katanya dalam Webinar Department of Architecture UII, Kamis (8/10).
Salah seorang konseptornya, Sudarmadi mengatakan, terkait hewan yang akan mengisinya sudah dipilih yang mampu menarik perhatian bagi pengunung. Semisal sama domba jenis merino.
“Domba merino mirip biri-biri di Australia. Ini domba dari Wonosobo Jawa Tengah. Bulunya sangat tebal sangat disukai anak-anak. Di sekeliling lahan parkir depan nantinya dibuat gerai-gerai kecil untuk menampung aneka makanan ataupun camilan produk warga sekitar KMZ,” kata pria yang juga pemilik PT Askon Indonesia (kontraktor) sekaligus pemilik EL Farm Indonesia (sheep farmer) ini.
Praktisi Cassava & Sorghum Local Food Intervention dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Rofandi Hartanto menyarankan untuk tanaman sebaiknya dikembangkan jenis sorgum atau cabnthel. Menurutnya, tanaman dengan daun dan batangnya seperti hijau tua itu masa panen rata-rata 3,5 bulan sampai empat bulan.
“Tanaman ini mengandung gula cukup banyak. Pada beberapa daerah seperti di Jawa Barat niranya diperas untuk mendapatkan gula. Kami sekarang menanam enam varietas sorgum di Sukoharjo dan tahun depan diperluas ke Wonogiri,” ucapnya.
Menurutnya, sorgum sangat cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak hiperaktif karena mengandung zat yang tidak merangsang aktivitas hiperaktif. Penyajiannya bisa dibuat roti tawar atau roti basah. Tanaman ini di Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul masih banyak.
Sementara, Prof Ir Bambang Hari Wibisono MUP M Sc Ph D dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, ke depannya perlu ada pengaturan jumlah pengunjung. “Terlepas dari pandemi, masalah kenyamaan kalau pengunjung kemruyuk tidak bisa menikmati dengan nyaman. Perlu semacam reservasi atau diatur jumlah pengunjung yang ada di dalamnya,” ucapnya. (Cak/Rls)
Post a Comment