Jadwal Kian Tak Jelas dan Terus Bikin Rugi Klub, Coach RD : Lupakan Liga 1 2020
WARTAJOGJA.ID : Sejumlah klub mengaku terus merugi dan juga resah dengan kepastian lanjutan Liga 1 2020.
Tak hanya karena dihadang pandemi Covid-19, namun juga persoalan seperti pemilihan kepala daerah atau pilkada yang pelaksanaannya bakal bersamaan dengan jadwal yang direncanakan untuk kelanjutan kompetisi.
Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan atau yang akrab disapa Coach RD mengungkapkan di tengah ketidakpastian itu, ia memilih lebih baik melupakan soal kompetisi 2020 ini.
Sebab jika akhirnya Liga 1 ternyata baru bisa digelar 2021 mendatang, maka berbagai upaya yang dilakukan untuk melanjutkan kompetisi musim 2020 ini akan semakin banyak yang dikorbankan baik oleh tim maupun manajemen klub.
“Kalau misalnya boleh memilih, jika memang laga baru mulai 2021 maka lupakan kompetisi musim 2020. Kita siapkan benar kompetisi 2021,” kata Coach RD saat hadir dalam Webinar ‘Kompetisi, Antara Bisnis dan Kemanusiaan’ yang digelar Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), Sabtu 17 Oktober 2020.
Menurut Coach RD memikirkan kompetisi musim 2021 lebih realistis. Sebab, ketika musim 2020 dilanjutkan pada 2021 akan ada pengorbanan yang luar biasa. Tidak hanya tim, tapi juga pemilik klub.
"Waktu yang tersisa (2020) tidak akan mencukupi,” ucapnya.
Coach RD menambahkan pada dasarnya permintaan semua klub sama. Yakni segera ada kejelasan saja terkait musim 2020 ini. Menurutnya, tak masalah ketika memang harus ditunda dari Oktober menjadi November seperti yang diputuskan federasi PSSI dan PT. liga Indonesia Baru (PT. LIB) saat ini. Bahkan jika akan diundur lagi dari November menjadi Desember 2020.
“Yang jadi pertanyaan kan, kompetisi ini apakah mau lanjut atau berhenti?" katanya.
Pelatih yang pernah menangani tim nasional Indonesia itu mengatakan, timnya sangat gembira ketika mendengar kabar pada Agustus lalu bahwa kompetisi akan dilanjutkan.
Skuadnya pun tak mempermasalahkan mengenai renegosiasi harga kontrak dengan manajemen klub. Sebab, sepak bola sudah menjadi passion dan kelanjutan kompetisi bisa untuk mengasah kemampuan pemain maupun pelatih sebagai seorang profesional.
Namun setelah berjalan 1,5 bulan melakukan latihan, ternyata ada kabar kompetisi kembali dibatalkan.
“Tiba-tiba ada pembatalan kembali. Kami melakukan modifikasi program latihan, yang sulit adalah menjaga mentalitas pemain agar selalu on fire,” kata dia.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengatakan, pekan kedua Oktober ini timnya sudah diliburkan dengan mundurnya kembali Liga 1 2020 itu.
Pelatih maupun pemain asing pun juga telah dipulangkan di tengah kegamangan menunggu kepastian kapan kompetisi ini berlanjut.
Yoyok mengatakan, manajemen sudah mengalami kerugian sebesar Rp 7,5 miliar selama kompetisi musim 2020 ini. Baik untuk uang muka kontrak pemain, kontrak rumah, dan akomodasi lainnya.
“Saya rasa semua kub Liga 1 hampir sama, merasakan tahun ini seperti remuk redam. Hancur tinggal debu, debu pun kecil-kecil. Kalau dihitung sampai per hari ini (kerugiannya) sudah Rp 7,5 miliar,” kata dia.
Yoyok mengapresiasi kepada 18 klub Liga 1 yang masih optimis ada kelanjutan kompetisi musim 2020 saat acara manager meeting beberapa hari lalu. Menurut Yoyok, harapan tetap berlanjut itu salah satu pertimbangannya adalah supaya ekonomi bisa tetap berputar.
“Kami harap setidaknya kompetisi berjalan dengan segala kelemahan. Minimal bisa memberikan makan ke pemain, pelatih, roda ekonomi berjalan. Kalau direktur bangkrut, tidak apa-apa yang penting pemain bisa tetap makan,” ujarnya.
Yoyok sendiri pesimistis Liga 1 2020 berlanjut November nanti berdekatan dengan kampanye pilkada. Pihaknya memprediksi liga berlanjut paling cepat selepas pilkada serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.
"Ketika pilkada akan sangat sulit berjalan bareng dengan sepakbola. Selama ini pilkada tidak serentak dan klub yang kotanya sedang pikada pasti tidak dapat ijin (kepolisian)," ujarnya.
Direktur Keuangan PT Putra Sleman Sembada Andy Wardhana menuturkan PSS telah siap dengan kondisi terburuk soal kompetisi 2020 ini. Termasuk jika harus merugi akibat ketidakjelasan jadwal.
“Pemegang saham (PSS) tetap berkomitmen menghadapi kondisi ini bersama. Memang berat, tapi kami sudah siap dengan keputusan terburuk termasuk jika liga harus mundur sampai musim depan,” ujar Andy.
Manajer Kompetisi PT LIB Asep Saputra yang turut hadir dalam webinar itu mengatakan, saat ini pihaknya masih bersama PSSI berupaya agar kompetisi yang terhenti pada Maret lalu akibat pandemi tetap bisa dilanjutkan.
“Kami sejauh ini masih semangat berupaya, dari mulai menggali berbagai referensi, safari ke berbagai daerah untuk mendapatkan dukungan melanjutkan Liga 1 2020. Namun pada akhirnya izin memang belum bisa keluar," ujarnya. (Cak/Rls)
Post a Comment