Tokopedia, CCFI, dan Asosiasi UMKM Kolaborasi Berdayakan Perempuan Dan Difabel Di Masa Pandemi
Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak |
WARTAJOGJA.ID: Marketplace terkemuka Tokopedia menggandeng Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) serta Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil-Mikro (ASPPUK) meluncurkan program pemberdayaan UMKM lokal khususnya UMKM perempuan dan difabel Selasa 8 September 2020.
Program ini diluncurkan sebagai bentuk partisipasi
mendorong pertumbuhan perekonomian nasional di masa pandemi Covid-19 khususnya kalangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Di masa pandemi ini, UMKM terbukti memberikan
sumbangan yang tidak sedikit bagi negara. Tercatat sektor ini memberikan
kontribusi 60 persen bagi pendapatan negara.
Vice President (VP) of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak, menyatakan saat ini Tokopedia menjadi rumah hampir 9 juta pelaku usaha.
“Pada masa pandemi Covid-19 para pelaku usaha yang
bergabung bertambah jumlahnya hampir mencapai 2 juta,” katanya pada acara
Virtual Press Conference: Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Selasa
(8/9/2020).
Nuraini menambahkan dengan memanfaatkan digital diharapkan semakin banyak masyarakat menggunakan produk buatan Indonesia, lebih banyak yang mendukung UMKM lokal, bangga buatan Indonesia.
Dia menyebutkan hampir 89 persen kecamatan di
seluruh Indonesia sudah tersentuh Tokopedia.
“Terdapat tidak kurang 100 juta pengguna aktif
setiap bulannya, bahkan satu dari tiga penduduk Indonesia memiliki akses ke
aplikasi Tokopedia,” ujarnya.
Virtual Press Conference: Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Selasa (8/9/2020). |
Nuraini menyambut baik kolaborasi dengan CCFI maupun ASPPUK mengingat sukses tidak mungkin diraih sendirian. “Kita punya semangat sama memberdayakan UMKM agar mandiri, semoga program ini bisa memulihkan perekonomian pada masa pandemi,” tambahnya.
Dia mengakui sebelum pandemi belum banyak pelaku
UMKM mengenal berjualan online. Begitu masuk Tokopedia mereka tidak saja mampu
bertahan namun usahanya berkembang lebih baik.
Direktur Public Affairs, Communications &
Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo, menyatakan melalui
CCFI, yayasan yang berdiri 8 Agustus 2000, pihaknya berkomitmen mendorong para
pelaku UMKM khususnya perempuan dan difabel tumbuh, maju dan berkembang.
Hal ini sejalan dengan program global CCFI untuk
membangun 5 juta pengusaha perempuan. “Kita mendorong kerja sama dan bermitra.
Kita tidak bisa melakukan sendiri. Kami perlu partner,” ungkap Triyono
Menurut Triyono, melalui Program Perempuan Wirausaha
Tangguh dan Kreatif diharapkan kaum ibu maupun difabel pelaku UMKM menjadi
lebih berdaya.
Direktur Public Affairs, Communications & Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo |
“Jika perempuan berdaya, mereka akan investasi di
bidang kesehatan dan keluarga,” kata dia.
Disampaikan, program pemberdayaan UMKM lokal dan
difabel ini dimaksudkan untuk mendorong perekonomian nasional secara digital.
Tiga pilar besar CCFI adalah human capital, pengelolaan sampah dan air. CCFI
sejak awal percaya, membangun kapasitas manusia Indonesia merupakan kunci utama
membangun negeri ini agar lebih maju.
Deputy Director Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha
Kecil (ASPPUK), Mohammad Firdaus mengatakan kolaborasi seperti ini sangat
bermanfaat. Inilah yang diidam-idamkan para pelaku UMK sejak lama. “Semoga
memberikan berkah. Saatnya ibu-ibu pelaku UMKM masuk pemasaran online,” kata
dia.
Harapannya kerja sama tersebut menjadi inspirasi,
membuka semangat, pengetahuan maupun cakrawala ibu-ibu bahwa berjualan online
itu tidak sulit. “Ibu-ibu yang selama ini tidak pernah berdagang online
ternyata bisa. Difabel juga bisa. Kerja sama ini ibarat membuka kotak pandora,”
kata dia.
Tahap awal, lanjut dia, program pendampingan yang
dimulai sejak 2019 itu baru dilaksanakan di tiga provinsi yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah dan DIY. “Mudahan ke depan
menjadi percontohan. Ini kerja sama yang ditunggu ibu-ibu di kampung-kampung,
jangan sampai hanya jadi penonton,” jelasnya.
Pemilik usaha Sabun Langis, Yomi Windri Asni dalam
kesempatan itu mengatakan omzetnya yang semula drop pada awal masa pandemi
kembali pulih bahkan meningkat.
“Responsnya bagus. Sejak ikut program, saya jadi
mengenal platform digital. Kita masih didampingi supaya volume penjualan
meningkat. Manfaatnya langsung saya rasakan, mulai dari awal membuat akun,
membuat foto produk yang menarik sampai menyelesaikan pesanan. Itu detail
sekali dan mudah diikuti,” kata Yomi.
Adapun Eri, pendamping pemilik usaha Kerajinan Wayang Sodo, Rofitasari Rahayu yang seorang difabel asal Gunungkidul mengakui program pendampingan ini sangat menarik. Dirinya merasa terbantu ketika ingin lebih mendalami startegi pemasaran. (Cak/Rls)
Post a Comment