Kulineran Sehat dan Murah Saat Pandemi ? Yuk Mampir Ke Sop Kreni Bugisan
Sop Kreni Bugisan yang menggoda |
WARTAJOGJA.ID: Sop Kreni, ya bagi sebagian warga di Yogya mungkin belum pernah dengar nama kuliner satu ini.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini cukup membatasi orang bergerak. Padahal sebenarnya lokasi Sop Kreni ini sangat mudah dijangkau dan ada di pusat kota.
Tepatnya di Jalan Srikaloka, No 5, Bugisan, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Warung ini buka mulai pukul 07.00 hingga 15.00 WIB.
Lantas apa sih istimewanya, sehingga warung Sop Kreni yang beroperasi awal September 2020 itu setiap harinya menyediakan 50-100 porsi untuk pelanggannya?
Salah satu founder Warung Sop Kreni, Triyono, bahan daging yang digunakan dalam sop itu bukan daging ayam melainkan daging sapi sehingga cukup menggugah selera.
Sebelum disajikan, daging yang ada diolah dengan sangat seksama, memperhatikan protokol kesehatan dan menggunakan bumbu olahan khusus yang memberikan rasa legit nan gurih saat disantap. Begitu pula dengan kuahnya, yang diolah menggunakan berbagai rempah dan bahan pilihan sehingga semakin menambah lezat sop itu saat disantap untuk sarapan, makan siang atau pun sore hari.
“Untuk menu utama yaitu Sop Kreni ini, tapi kami juga menyediakan daging empal dan tempe garit. Untuk minuman yang spesial ada gula asem,” ujar Triyono.
Harganya pun tergolong ramah di kantong untuk ukuran kuliner berbahan daging sapi. Sop Kreni ini dibanderol dengan harga Rp 12.000 (tanpa nasi) dan Rp 15.000 (termasuk nasi).
“Kami mendorong Sop Kreni ini bisa menjadi idola baru di sektor kuliner khususnya di kota Yogyakarta,” ujar Triyono yang selama ini dikenal pula sebagai pendiri dan perintis ojek online khusus difabel, Difabike, itu.
Misi Sosial Di Balik Sop Kreni
Ada cerita lain tak kalah menariknya di balik pembuatan warung Sop Kreni ini. Warung ini ternyata lahir karena sebuah ikhtiar bersama para tokoh pemuda di Lingkungan RW 05 Kelurahan Bugisan menghadapi pandemi Covid-19 dengan jalan menggeliat melalui Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM).
Hal ini dapat terlihat saat launching awal warung Sop Kreni itu. Di mana para tokoh pemuda Bugisan diantaranya tokoh RW, RT, Lurah, Paguyuban Cakruk dan beberapa tokoh masyarakat lainnya hadir. Mereka sepakat untuk membantu masyarakat yang berfokus pada giat ekonomi UMKM.
“Pada awalnya warung ini dibuat karena keinginan bersama untuk meningkatkan semangat dan motivasi kepada masyarakat sekitar,” kata dia.
Daftar menu Sop Kreni Bugisan |
Sehingga para pendirinya hampir sebagian besar adalah tokoh pemuda masyarakat di Kelurahan Bugisan itu. Dengan adanya giat ekonomi di sini, pihaknya yakin akan ada motivasi dari masyarakat untuk kembali berkegiatan dan menumbuhkan semangat di tengah pandemi.
“Keinginan kita yang utama adalah untuk memberikan motivasi kepada masyarakat. Bisa dilihat yang mengurusi ini semua dari RT, RW, Lurah maupun masyarakat kecil,” kata Triyono.
Triyono menuturkan Warung Sop Kreni tersebut bukan bergerak pada money oriented. Tetapi lebih bergerak pada social enterprise yang berbasis kemasyarakatan.
“Yang kita butuhkan bukan soal pendapatan saja melainkan sebuah value atau manfaat buat masyarakat sekitar,” terangnya.
Pemilihan nama Sop Kreni sendiri bukan kebetulan. Triyono mengatakan jika nama Sop Kreni tersebut merupakan nama unik yang belum ada di kota Yogyakarta.
“Kami ingin membangun Bugisan ini menjadi kampung wisata maupun kuliner yang unik dan terkenal di Yogyakarta. Jika warga mencari di Wikipedia atau Google pasti ngga ada namanya Sop Kreni, jadi kami ingin mengawali,” papar Triyono. (Cak/Rls)
Post a Comment