BPD DIY : Pemulihan Ekonomi UMKM Jadi Prioritas
WARTAJOGJA.ID : Direktur Utama Bank BPD DIY, Santosa Rahmad mengatakan BPD DIY terus berupaya berkontrbusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi DIY khususnya di masa sulit pandemi Covid-19 saat ini.
Salah satunya melalui program-program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM dan Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PEDE).
“Program KUR yang digulirkan saat ini sudah tersalurkan bagi 22.361 nasabah. Lalu ada PEDE yaitu kredit ultra-mikro yang disalurkan kepada perorangan yang mempunyai usaha produkstif dan tergabung dalam kelompok. Program-program ini kami gulirkan agar masyarakat bertumbuh ekonominya,” ungkap Santosa dalam Diskusi Kritis Media di Aula Bank BPD DIY, Jumat (04/09/2020).
Santoso Rohmad mengatakan BPD sebagai bank yang sahamnya dimiliki Pemda DIY maupun pemerintah kabupaten/kota se-DIY harus mampu meyakinkan masyarakat agar ekonomi DIY bangkit lagi.
Santoso mengatakan pandemi sempat membuat aktivitas perekonomian sepi. Kalangan perbankan pun sempat cemas. Banyak uang yang seharusnya beredar justru tertahan.
“Ibarat tertimpa tangga, bandara rampung kena Covid-19,” ujarnya soal kondisi terkini.
Santoso bersyukur dalam situasi seperti ini Bank BPD DIY justru tumbuh menggembirakan bahkan kepercayaan masyarakat meningkat.
“Alhamdulillah kepercayaan masyarakat terhadap Bank BPD DIY makin besar,” tambahnya.
Dana Pihak ketiga (DPK) dari masyarakat yang dikelola bank tersebut meningkat. Agar ekonomi DIY mampu bertahan, pihaknya berusaha menumbuhkan sektor-sektor ekonomi skala kecil di kalangan pelaku UMKM.
Salah satunya melalui penyaluran kredit ultra-mikro dengan plafon maksimal Rp 2,5 juta bunga 3 persen jangka waktu satu tahun. “Kita sekarang ini menumbuhkan yang kecil-kecil tetapi jumlahnya banyak, untuk daya tahan,” ungkapnya
Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amirullah Setya Hardi dalam diskusi itu mengatakan
laju pertumbuhan ekonomi (year-onyear) DIY pada Triwulan II 2020 anjlok hingga -6,74%, akibat pandemi Covid-19 dan selesainya proyek investasi besar Bandara Internasional Yogyakarta.
Kendati demikian, proyeksi dan ekspektasi ekonomi DIY ke depan diperkirakan akan rebound (bangkit), dengan adanya beberapa momentum dan event yang berpotensi mendongkrak perekonomian.
Salah satu momentum yang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi adalah momen politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tiga kabupaten/kota di DIY.
“Kontestasi politik di tiga daerah pasti melibatkan dana besar yang berputar, dan itu akan menggerakkan perekonomian,” kataya
Menurut Amirullah, meski saat ini musim daring di tenagh pandemi Covid-19, dan pergerakan massa terbatas, namun belanja kampanye oleh masing-masing paslon dalam Pilkada akan tetap tinggi. Political cost (belanja politik) oleh tiap paslon akan membuat aktivitas ekonomi di akar rumput meningkat.
“Perputaran uang selama musim Pilkada akan besar meski tidak semasif dalam kondisi normal. Tapi pengadaan logistik juga mestinya didatangkan dari daerah setempat. Jangan sampai pestanya di Gunungkidul misalnya, tapi pesanan logistiknya dari daerah lain,” jelas Amirullah.
Selain momentum Pilkada, momentum libur panjang juga akan menggeliatkan perekonomian DIY. Contohnya sudah terlihat saat momen libur 17 Agustus dan 1 Muharram bulan lalu yang membuat DIY gumregah. Lalu yang perlu ditunggu adalah momen ketika kampus siap kembali membuka diri secara penuh.
“Dalam dua momen liburan itu, aktivitas ekonomi di DIY bergerak bagus selama 3-4 hari, jalan macet, parkiran hotel tidak ada yang sepi. Untuk kampus, masih harus banyak pertimbangan terkait aspek kesehatan, apalagi kampus-kampus besar yang sekarang masih kuliah daring. Kita tidak ingin universitas menjadi klaster baru Covid-19,” terang Amirullah. (Arifin)
Post a Comment