Yuk, Main Sama Ribuan Ikan Nila Di Pinggir Kali Gajah Wong Yogya
WARTAJOGJA.ID: Sebuah spot menarik berwujud saluran irigasi nan asri dikembangkan warga di perkampungan Mrican, kampung Giwangan Kecamatan Kota Yogyakarta.
Spot yang dinamai warga setempat Bendung Lepen Mrican Youth itu berada di pinggiran Kali Gajah Wong yang membelah perkampungan padat Kota Gudeg. Saluran irigasi itu sendiri mengalir untuk lahan pertanian di Kabupaten Bantul.
Tak hanya airnya yang mengalir jernih dan membuat hati adem. Namun di saluran air itu ada ribuan ikan nila berwarna jingga yang seperti bergerak tak henti hingga membuat orang makin betah berlama lama duduk di pinggiran saluran itu.
"Kami punya mimpi menjadikan tiap kawasan bantaran sungai di Yogya tidak ada yang kumuh lagi, namun bisa menjadi tempat berwisata baru dengan menjadikan sungai sebagai beranda depan pemukiman warga pinggir kali. Seperti Bendung Lepen ini," ujar Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi Ahad 5 Juli 2020.
Heroe menuturkan, konsep Bendung Lepen lahir berkat inisiasi warga dan komunitas sungai yang tergabung dalam Forsidas (forum komunikasi daerah aliran sungai) Gajah Wong. Komunitas ini berperan besar melakukan penyadaran untuk pelestarian sungai.
Dari kesadaran itu, lalu dari warga khususnya Karang Taruna Mrican Giwangan, Pemerintah Kota Yogya dan Pemerintah DIY bekerjasama mewujudkan kawasan yang semula kumuh dan penuh sampah itu menjadi asri dan hidup.
Heroe mengatakan saat ini pemerintah Kota Yogya dan Pemda DIY juga masih melanjutkan pengembangan kawasan Bendung Lepen di Mrican Giwangan agar terintegrasi dengan kawasan pusat kerajinan perak, Pandeyan, Kotagede yang berada di sisi seberang sungai Gajah Wong itu.
Integrasi dua wilayah itu ke depan ditarget melahirkan sebuah obyek wisata baru bernama Taman Legawong atau kependekan dari Ledhok Gajah Wong.
Di Taman Legawong nanti dirancang agar wisatawan bisa naik perahu melintasi Kali Gajah Wong tepatnya di bawah jembatan Tegal Gendu Kotagede. Kawasan itu juga akan dilengkapi sarana seperti flying fox dan pusat kuliner tradisional.
"Kalau sekarang ini potensinya kan masih kuliner, pengrajin, juga situs Cinde Amoh, serta kampung sayur dan lorong buah, nanti saat integrasi bisa lebih luas lagi yang bisa digarap warga," ujarnya.
Heroe mengatakan saat ini kawasan itu masih dikelola secara terpisah. Walau sudah menjadi tempat warga untuk bermain dan berwisata.
"Saat semua bantaran tergarap potensinya, kami bisa memiliki lebih banyak alternatif dan ikon wisata kota yang baru, sehingga wisatawan tak hanya terpusat di Malioboro dan sekitarnya saja," ujarnya.
Warga Kampung Mrican, Suradianto menuturkan sebelum mulai ditata tahun 2019 lalu, Bendung Lepen ini memang cukup kotor. Sehingga dari warga sepakat target pertama membersihkan dulu seluruh sampah yang ada.
Lalu muncul inisiatif memberinya ikan di saluran yang sudah bersih itu. Awalnya diberi ikan 125 kilogram. Saat ini sudah 600 kilogram atau 6 kuintal ikan yang disebar di saluran air yang diberi sekat sekat sepanjang 80 meter itu.
"Ikan-ikan ini awalnya swadaya masyarakat," ujarnya.
Wisatawan yang hendak memberi pakan ikan ikan itu pun sudah disediakan oleh warga. Setiap harinya setidaknya disediakan 10 kilogram pakan ikan nila atau pellet.
(Cak/Sur)
Post a Comment