Sultan HB X: Orang Kota Tak Perlu Ajari Warga Merapi
Sultan HB X (ist) |
WARTAJOGJA.ID : Sejumlah obyek wisata di lereng Gunung Merapi sudah mulai
ujicoba menerima kunjungan wisata kembali awal Juli ini.
Obyek wisata lereng Merapi yang sudah mulai beroperasi
secara terbatas itu antara lain Tlogo Putri Kaliurang, Wisata Merapi Park, Desa
Wisata Pentingsari, juga museum-museum mini petilasan erupsi 2010 yang dibangun
warga.
Di saat obyek-obyek wisata lereng Merapi itu baru kembali
beroperasi pasca maraknya wabah Covid-19, status Merapi masih dalam level
waspada.
Gunung Merapi juga pada Kamis (9/7) dilaporkan otoritas
setempat mengalami penggembungan sekitar tujuh centimeter akibat adanya
aktivitas magma naik ke atas. Masyarakat diimbau tidak panik karena jarak
bahayanya masih di radius tiga kilometer dari puncak.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan
Hamengku Buwono X menuturkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi sekarang memang
sudah sangat berbeda dibanding erupsi dahsyat terakhir 2010 silam.
“Jika dulu aktivitasnya (erupsi) empat tahun sekali, tapi
sekarang kan sudah lebih dari empat tahun, tapi delapan tahun baru terjadi
aktivitas lagi,” ujar Sultan HB X Kamis 9 Juli 2020.
Kalau siklus aktivitas Merapi sudah berubah drastis, Sultan
mengatakan lontaran materialnya masih dalam area yang cukup mana, yakni
terbatas di kawasan atas.
Sultan menuturkan warga di sekitar lereng Merapi pun sudah
sangat paham dengan geliat Merapi ini.
“Warga lereng Merapi tahu persis, biarpun ada yang
mengatakan ada bahaya, tapi warga tahu kalau selama tidak ada hewan-hewan yang
turun, maka selama itu tidak akan ada lava yang turun, mereka tahu itu, tidak
usah diragukan,” ujar Sultan.
Bahkan, ujar Sultan,warga lereng Merapi juga kian paham
bagaimana menyelamatkan barang-barang berharganya secara cepat ketika ada
tanda-tanda bencana erupsi.
Dari penelusuran Sultan, warga lereng Merapi selama ini tak
pernah menyimpan barang-barang berharganya dalam tempat yang sulit dijangkau.
Barang berharga seperti sertifikat tanah, uang, juga emas.
“Barang-barang berharga itu tidak pernah disimpan warga
dilemari atau dikunci, tapi selalu disiapkan dengan cara diikat jadi satu
dengan pakaian cadangan, jadi saat harus pergi langsung dibawa,” ujarnya.
“Jadi warga lereng Merapi itu tidak usah diajari lagi,
apalagi yang ngajari orang kota, nggak ngerti, jadi tidak usah khawatir, “ ujar
Sultan.
Sultan mengungkapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta juga akan melakukan
pemasangan peralatan untuk identifikasi aktivitas Merapi.
“Karena yang kemarin ada yang rusak, bagi saya itu lebih
baik. Harapan saya dengan teknologi yang lebih canggih sangat penting untuk
memperingatkan publik,” katanya.
(Fen/Dus)
Belajar dari alam ya pak ...
ReplyDelete