Langkah BPD DIY Bantu Sektor Wisata Yogya Pulih Pasca Covid-19
WARTAJOGJA.ID Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan telah memfasilitasi sejumlah obyek wisata di lima kabupaten/kota dengan mekanisme pembayaran non tunai di masa tanggap darurat Covid-19 ini.
Sehingga wisatawan yang menyambangi obyek-obyek tersebut tak perlu repot lagi membawa uang cash karena sudah bisa dilayani dengan sistem Quick Response Indonesian Standard (QRIS).
Sistem pembayaran ini memanfaatkan aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking yang bisa dipakai mulai pembelian tiket hingga menikmati kuliner.
Sejumlah obyek wisata yang kini sudah menerapkan layanan pembayaran non tunai yang digarap Dinas Pariwisata dan bank pemerintah daerah BPD DIY itu meliputi Pantai Baron, Pantai Kukup, dan Gunung Api Purba Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul.
Lalu di Kabupaten Bantul ada Pantai Parangtritis dan kawasan Hutan Mangunan. Kemudian di Kabupaten Sleman ada Tebing Breksi, jip lava tour, Kaliurang dan Museum Gunung Merapi. Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo ada Pantai Glagah dan di Kota Yogyakarta ada di Taman Pintar serta Taman Sari.
“Untuk destinasi-destinasi yang secara geografis kurang didukung jaringan telekomunikasi memadai, memang masih jadi kendala untuk penerapan pembayaran non tunai ini,” ujar Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad, Rabu 22 Juli 2020.
Santoso menuturkan, bersama Dinas Pariwisata DIY, pihaknya sudah menurunkan tim untuk mensurvei destinasi yang belum didukung jaringan telekomunikasi untuk penerapan non tunai itu. Sebagian besar ditemukan di Kabupaten Gunungkidul serta kawasan pesisir pantai selatan Yogya yang ada di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.
“Padahal kawasan pesisir pantai selatan selama ini paling banyak menyedot wisatawan,” ujarnya.
Santoso mengaku sudah meminta pihak operator telekomunikasi segera membenahi jaringan di pesisir selatan sehingga layanan non tunai bisa diterapkan lancar.
Ia menargetkan sebelum sektor wisata DIY benar benar dibuka seluas-luasanya pasca pandemi, seluruh obyek sudah siap dengan pembayaran non tunai.
“Sektor wisata DIY ini sebagian besar kan bukan melibatkan investor besar tapi masyarakat lokal. Melalui migrasi ke pembayaran non tunai ini secara bertahap kami edukasi pengelolaan wisata lebih tertata dan efisien,” ujar Santoso.
Untuk pemulihan di masa transisi normal baru ini, Pemerintah DIY juga meminta pengelola wisata tergabung dalam layanan micro banking simulation atau MBS yang dikelola BPD DIY. Dari program itu pengelola wisata akan mendapat edukasi serta layanan akses kredit mikro untuk memulai usaha kecil yang dikelola mereka di kawasan obyek wisata.
Santoso menambahkan sebanyak 30 persen dari 12 ribu nasabah di bank pelat merah itu merupakan para pelaku wisata Yogya yang seluruhnya terdampak Covid. Hingga Juli ini sudah 3000-an nasabah dari pelaku wisata yang mengajukan permohonan restrukturisasi kredit.
Pemimpin Kelompok Sekretaris Perusahaan BPD DIY, Andrianto Agus Susilo menuturkan melalui pembayaran digital atau non tunai ini pengelola wisata dan pemerintah DIY bisa tahu persis berapa jumlah kunjungan wisatawan juga putaran uang yang terjadi.
“Bagi pengelola, data wisata yang diterima juga lebih valid, ketika wisatawan masuk, yang ditransaksikan otomatis masuk ke pembukuannya. Berapa pun pembayarannya, nominal itu yang tercatat,” ujarnya.
Andrianto menuturkan tren wisata ke depan, seperti dari kota kota besar dan manca negara, saat datang ke Yogya, wisatawan sudah tidak akan membawa uang cash lagi. Padahal uang digital wisatawan ini, biasanya cukup besar untuk kebutuhan belanja. Sehingga sayang sekali jika di destinasi tidak menyediakan fasilitas pelayanan non tunai.
“Sejumlah obyek wisata Yogya banyak masih di pedesaan, jauh dari ATM dan bank, maka perlu adanya fasilitas pembayaran non tunai itu, “ ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo menuturkan sampai Juli ini wisata DIY masih memberlakukan uji coba pembukaan karena status tanggap darurat belum berakhir.
Pada masa tanggap darurat ini, ujar Singgih, sejumlah destinasi wisata masih mempersiapkan semua protokol kesehatan berjalan baik. Termasuk layanan pembayaran non tunai itu.
“Untuk sementara, destinasi wisata DIY juga belum menerima kunjungan wisatawan rombongan atau masal, terutama dari zona merah atau hitam sampai ada pemberitahuan,” ujarnya.
(Arifin)
Post a Comment