Tanggap Darurat Covid Yogya Diperpanjang Juli, Nasib Pembukaan Destinasi ?
Add caption |
WARTAJOGJA.ID : Pemerintah DI Yogyakarta memutuskan
memperpanjang kembali masa tanggap darurat bencana Covid-19 hingga akhir Juli
2020.
Perpanjangan itu berkait dengan sejumlah faktor
seperti belum disiplinnya masyarakat mematuhi protokol hingga demi penuntasan
penularan kasus yang masih terus bertambah.
Padahal, sebelumnya 10 destinasi wisata di tiga
kabupaten disiapkan dapar mulai beroperasi kembali bulan awal Juli, atau
setelah ujicoba rampung dari 24-30 Juni 2020.
Lantas apakah perpanjangan masa tanggap darurat itu
otomatis membatalkan rencana pembukaan 10 destinasi wisata yang ditunjuk
sebelumnya?
Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan
Covid-19 di DIY, Biwara Yuswantana menyatakan jika kewenangan pembukaan obyek
wisata tergantung keputusan pemerintah kabupaten/kota.
Setelah mengevaluasi
obyek wisata itu dari ujicoba yang dilakukan.
Biwara menjelaskan soal pembukaan obyek wisata
sebenarnya sudah dipersiapkan tiap daerah sejak perpanjangan tanggap darurat
periode pertama yakni 29 Mei- 30 Juni 2020.
"Tim verifikasi pemerintah kabupaten/kota juga
sudah melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap obyek-obyek wisata yang siap
dibuka itu," ujar Biwara kepada Tempo Jumat 26 Juni 2020.
Biwara menjelaskan proses verifikasi telah
melibatkan pula Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) untuk hotel serta
sarana umum seperti tempat ibadah hingga pusat perbelanjaan.
Hanya saja, ujar dia, perpanjangan tanggap darurat
periode III dari 1-31 Juli ditempuh Pemda DIY untuk menuntaskan aspek
kedaruratan dan kebutuhan untuk memenuhi persyaratan kapasitas daerah agar bisa
menuju new normal.
"Misalnya untuk melengkapi fasilitas layanan
kesehatan, survailence atau pemeriksanaan massal, edukasi dan sosialisasi untuk
meningkatkan kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Sehingga apabila obyek wisata memang sudah siap dan
mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas tingkat kabupaten/kota, maka
dipersilakan untuk uji coba operasional kembali. Lalu diverifikasi tim
pemerintah kabupaten/kota untuk mendapatkan rekomendasi.
"Jadi soal pembukaan kembali itu kuncinya pada
kesiapan obyek wisata dalam hal SOP (standar operational procedur) serta
ketersediaan sumber daya untuk penerapan protokol kesehatan, simulasi dan
evaluasi," ujarnya.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata
(Dispar) DIY Rose Sutikno pun mengatakan belum bisa dipastikan, apakah
perpanjangan tanggap darurat praktis mengubah jadwal rencana pembukaan
destinasi. Karena tergantung verifikasi di lapangan dan perkembangan pandemi.
"Belum bisa dipastikan apakah akan buka kembali
1 Juli, karena harus melihat perkembangan grafik kasus pandemi," kata
Sutikno.
Sutikno membeberkan yang jadi pegangan pemerintah,
bila grafik kasus positif Covid benar benar menurun bahkan zero atau nol kasus,
menurutnya pemeritah kabupaten/kota akan langsung mengeluarkan kebijakan buka
kembali.
"Yang pasti sampai sekarang masih ada waktu
untuk pembenahan, untuk simulasi SOP destinadi, lalu dievaluasi untuk pemberian
rekomendasi kepada pengelola obyek," ujarnya.
Pekan ini sendiri 10 destinasi unggulan di Yogya
mulai menjalani uji coba pembukaan.
Sepuluh destinasi tersebut tersebar di tiga
kabupaten yakni Gunungkidul, Sleman, dan Bantul.
Di Gunungkidul ada obyek Gunung Api Purba
Nglanggeran, Pantai Baron dan Kukup, dan Kalisuci.
Sedangkan di Bantul ada Puncak Becici, Pinus
Pengger, Seribu Batu, Pinus Sari serta Pantai Parangtritis. Adapun di Kabupaten
Sleman ada Tebing Breksi.
(DEN/GYR)
Post a Comment