DPD RI : Prioritaskan Dampak Wabah Pada UMKM
WARTAJOGJA.ID: Anggota Komisi Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI) Cholid Mahmud menyebut dampak virus Corona yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan saat ini tak bisa dipungkiri telah merembet ke berbagai sektor.
Sejak diberlakukannya work from home (WFH) hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi mencegah penyebaran virus tersebut, ujar Cholid, banyak pedagang kecil atau pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terimbas hingga kehilangan pemasukan sama sekali.
Wabah Corona benar benar menghantam berbagai sendi perekonomian.
"Penyebaran virus ini mengharuskan aktivitas manusia dilakukan secara social distancing (jarak sosial) dan dalam kadar ekstrem melakukan langkah lockdown akan berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi (supply and demand)," kata Cholid Rabu 6 Mei 2020.
Menurut Cholid, risiko terganggunya sektor ekonomi yang dapat terjadi sewaktu-waktu ini harus mulai disadari oleh pemerintah dengan deteksi dini dan memetakan potensi sub-sektor yang terdampak dan pengambilan alternatif kebijakan yang tepat.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menurutnya menjadi salah satu sub-sektor yang harus mendapat perhatian karena peran sentral dalam menopang perekonomian di Indonesia.
"Sekitar 90% tenaga kerja terserap pada sektor ini dan kontribusinya terhadap PDB sebesar 60%," katanya.
Jika dirupiahkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional Indonesia di tahun 2018 dapat dikatakan cukup besar dengan nilai sebesar Rp 8.400 Triliun.
Dari sisi permintaan, UMKM secara drastis mengalami penurunan dari para konsumen. Akibat wabah, para konsumen mengalami kondisi psikologis takut tertular penyakit sehingga mengurung diri di dalam rumah.
"Kondisi tersebut tentunya akan berdampak pada penurunan pendapatan yang secara tidak langsung mengurangi pengeluaran dan pola konsumsi mereka," ujar dia.
Penyebaran virus juga mengganggu UMKM yang beroperasi lintas batas atau antarnegara karena pasokan barang mentah untuk produksi yang bersumber dari luar negeri mengalami gangguan karena blokade dan pengurangan aktivitas transportasi regional di lingkup darat, laut, dan udara.
Selain itu, permintaan produk UMKM secara global juga mengalami penurunan terutama yang berkaitan dengan sektor pariwisata karena kunjungan ke berbagai destinasi wisata mengalami penurunan secara drastis.
"Dampak penyebaran virus ini di DIY sangat terasa, warung-warung makan dan café mahasiswa tutup satu setengah bulan yang lalu," urainya.
Sektor wisata sebagai sector perekonomian dominan di Jogja mengalami penurunan drastic.
Oleh karena itu, ujar Cholid, pihaknya belakangan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di kabupaten/kota di DIY melakukan review ulang gambaran umum pelaksanaan/implementasi undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Lalu memahami pokok-pokok pikiran tentang penanganan UMKM dalam masa wabah Covid 19 dan mereview pokok-pokok peluang usaha UMKM dalam masa wabah covid 19.
"Dari pokok-pokok pikiran yang direview bersama itu diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam percepatan penanganan dampak-dampak yang dialami UMKM dalam masa wabah ini agar segera terantisipasi dengan baik," katanya.
(Wit/Ser)
Post a Comment