DIY Distribusikan 25.000 PCR dari Pusat ke 4 Lokasi
WARTAJOGJA.ID : Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 DIY telah selesai mendistribusikan bantuan reagen dari pusat, berupa Polymerase Chain Reaction (PCR) sebanyak 25.000, Ribosa Nucleid Acid (RNA) 16.000 dan Viral Transport Medium (VTM) 8.300.
Kepala Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY, Setyarini Hestu Lestari, SKM, M.Kes. mengungkapkan, bantuan yang diberikan oleh pusat tersebut telah didistribusikan di 4 lokasi, yaitu RS Sardjito, Laboratoium Mikrobiologi UGM, RSA UGM dan BBTKLPP Yogyakarta.
Dihubungi melalui telepon pada Senin (4/5), Rini mengungkapkan, rincian alokasi bantuan tersebut adalah, RNA Kit di berikan kepada RS. Sarjito dan Laboratorium Mikrobiologi masing-masing sebanyak 3200 dan BBTKLPP Yogyakarta sebanyak 6400.
PCR di distribusikan RS. Sarjito dan Laboratorium Mikrobiologi UGM masing-masing 5000 dan untuk BBTKLP sebanyak 10000.
Sedangkan RNA sebanyak 3200 dan PCR sebanyak 5000 yang seharusnya menjadi jatah RSA UGM, saat ini masih tersimpan di Dinkes DIY, karena RSA UGM tidak melakukan pemeriksaan. Sementara ini pemeriksaan hanya dilakukan di Laboratorum Mikrobiologi UGM dan RS. Sarjito.
Penyimpanan jatah RSA UGM dilakukan oleh Dinkes DIY karena memiliki pool room yang besar dan memadai untuk penyimpanan.
“Kita sudah komunikasi dengan Sardjito dan Mikrobiologi, tidak kita distribusikan kesana (RSA UGM) karena untuk memudahkan dan mempercepat pelayanan.
Apabila ada lonjakan pasien di tempat lain, maka realokasi tidak susah. Jadi nanti apabila ada permintaan, maka jatah RSA UGM ini bisa dipakai sesuai kebutuhan,” jelas Rini.
Terkait dengan VTM, Rini menyampaikan bahwa distribusinya dilakukan melalui 1 pintu. Dari total 8300 VTM, 8000 di simpan oleh Dinkes DIY, sedangkan 300 di berikan kepada RS Sardjito.
“Saat ini RSA UGM, Mikrobiologi dan BBTKLPP sudah punya VTM, jadi hanya kita berikan pada Sardjito saja. Nanti apabila ada yang memerlukan kita bisa langsung mendistribusikan VTM ini,” ujar Rini.
Lebih lanjut Rini mengungkapkan, lonjakan jumlah pasien positif di DIY akan mempengaruhi jumlah kebutuhan atas reagen ini.
Rini menyampaikan, telah melakukan penghitungan ulang untuk mengantisipasi apabila nantinya ada lonjakan pasien yang harus diperiksa kembali. Pihaknya telah mengkomunikasikan hal tersebut dengan LO BNPB dan juga Kemenkes RI.
Menurut Rini, saat ini perkembangan cluster makin banyak. Tentunya ini menjadi PR tersendiri untuk pemerintah dalam mengoptimalkan penanggulangan Covid – 19. Lagi-lagi pemerintah menjadi pihak yang paling disalahkan dan disudutkan. Padahal, penanggulangan ini tidak bisa dikerjakan sedniri. Harus ada upaya banyak pihak terutama masyarkat sebagai subyek.
“Penyakit ini sangat mudah menular, makanya protokolnya harus benar-benar kita patuhi. Kami mohon juga kerjasama dan kesadaran masyarakat. Monggolah kita upayakan bersama karena yang harus diingat, ancaman Covid – 19 ada di sekitar kita tanpa kita sadari,” tutup Rini.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Danang Samsurizal S.T. mengungkapkan, bantuan reagen dari pusat tersebut sudah disitrubusikan dengan cepat dan tepat. Reagen tercatat sampai di DIY pada 26 April 2020 lalu, kemudian langsung di selesaikan persiapan pedistribusiannya pada 27 April.
Selanjutnya menurut Danang, pada 28 April pihak RSA UGM, RS. Sardjito, Laboratoium Mikrobiologi UGM dan BBTKLPP Yogyakarta telah mengambil reagen tersebut dan distribusi selesai.
Namun menurut Danang, masih ada kekurangan dari komponen-komponen yang diberikan oleh pusat tersebut. Menurutnya, jumlah PCR, CTM dan RNA harus sama.
“Untuk kekurangan jumlah ini sedang kita tunggu. Info dari pusat sih dalam minggu ini bisa turun. Ini sedang kita tunggu agar kekurangannya bisa cepat turun dan cepat bisa didistribusikan,” ucap Danang.
Danang menambahkan, setiap pengurangan jumlah reagen selalu tercatat dengan sistematis dan selalu di laporkan pada pusat. Sehingga kondisi jumlah ketersediaan reagen tersebut menurut Danang selalu terpantau oleh pusat. Dengan demikian dirinya berharap, kedepan tidak ada lagi hambatan pemeriksaan yang diakibatkan kurangnya fasilitas penunjang.
Post a Comment