Alasan Gubernur DIY Minta Dilakukan Rapid Test Acak Covid
WARTAJOGJA.ID : Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar
Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY melakukan rapid test acak di tempat-tempat
yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah
antisipasi agar peristiwa klaster Indogrosir tidak terjadi lagi.
Hal ini diungkapkan Sri Sultan dalam Pengarahan Gubernur DIY
Terkait CoViD-19 pada Rabu (13/05). Bertempat di DIY di Dalem Ageng, Komplek
Kepatihan, Yogyakarta, Sri Sultan mengatakan, pasar, baik tradisional maupun
modern, sebagai pusat ekonomi di mana kemungkinan besar berkumpul banyak orang
perlu menjadi sasaran utama.
“Berkaca pada kasus Indogrosir, apa tidak sebaiknya
dilakukan rapid test secara acak di tempat yang lain, misalnya supermarket lain
atau di pasar-pasar. Untuk melihat kondisinya saat ini bagaimana,” ujar Sri
Sultan.
Ditegaskan Sri Sultan, upaya tracing sangatlah penting untuk
memutus rantai penyebaran. Untuk itu, beliau meminta para bupati/wali kota
untuk bisa berkoordinasi dengan baik dan mengontrol kondisi daerahnya
masing-masing. Pengetatan patroli pun perlu dilakukan.
“Kita hanya bisa berharap masyarakat bisa disiplin, tidak
berkerumun. Tapi faktanya juga tidak mudah. Masyarakat pun perlu terus
diperingatkan agar tidak lengah dengan kondisi saat ini. Kita tidak mau kasus
CoViD-19 ini meningkat lagi, harapannya ini bisa kita tuntaskan, jangan sampai
di belakang muncul kembali,” imbuh Sri Sultan.
Sri Sultan pun mengungkapkan, kabupaten/kota perlu terus
waspada mengontrol para pemudik. Pengetatan pengamanan wilayah perbatasan,
utamanya di desa-desa perlu dilakukan. Sri Sultan pun meminta daerah bisa
mengontrol APBD masing-masing untuk antisipasi.
“Jangan lengah, kita belum tahu kapan pandemi ini selesai.
Apalagi dengan kondisi sekarang ini, pemasukan untuk tiap daerah pasti
berkurang, tidak seperti biasanya,” kata Sri Sultan.
Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji pun kembali
menegaskan, dari hasil rapat terbatas melalui video conference dengan Presiden
RI dan para menteri, DIY sampai saat ini masih belum mengajukan PSBB. Status
DIY sampai saat ini masih berstatus tanggap darurat.
Dalam pertemuan ini, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun
mengatakan, pihaknya telah memulai pemeriksaan secara acak dengan cara rapid
test di pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan karena sejak ditutupnya
Indogrosir akibat penyebaran CoViD-19, telah terjadi pergeseran konsumen ke
pusat perbelanjaan yang lain.
“Setelah kami monitor dan evaluasi, masalah utama di pusat
perbelanjaan ialah saat transaksi pembayaran. Pusat perbelanjaan sebenarnya
dirasa menjadi tempat bagi masyarakat bisa melakukan belanja secara cepat,
tetapi justru terjadi kerumunan di area kasir,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Muslimatun pun mengungkapkan,
Pemkab Sleman mulai meningkatkan patroli keamanan di tempat-tempat berpotensi
kerumunan, seperti di pintu masuk di dusun-dusun yang ternyata justru menjadi
tempat nongkrong. Lokasi-lokasi seperti cafe, warmindo dan warnet juga menjadi
sasaran patroli.
Upaya tracing pun dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengungkapkan, sebagai
langkah antisipasi penyebaran dari klaster Indogrosir, Pemkot Yogyakarta
melalui seluruh puskesmas telah melakukan pendaftaran bagi warga Kota
Yogyakarta ingin melakukan rapid test. Hingga saat ini, baru terdapat dua orang
yang reaktif.
“Salah satu yang reaktif itu berdomisili di Sleman, jadi
sudah kami koordinasikan dengan Pemkab Sleman. Rapid test klaster Indogrosir
ini masih berlangsung. Karena dari 343 pendaftar, baru 185 orang yang menjalani
rapid test pada Selasa (12/05). Untuk tes yang dilakukan hari ini, hasilnya
belum dilaporkan,” ujarnya.
Post a Comment