WARTAJOGJA.ID : Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XV yang dipusatkan di Kampung Pecinan Ketandan Yogya selama 2-8 Februari 2020 dinilai telah mendulang sukses dari sisi kunjungan dan perhelatan event.
Ketua I PBTY XV, Muwardi Gunawan menuturkan dalam pelaksanaan kali ini event itu selama sepekan telah dikunjungi tak kurang 200 ribu orang.
Acara yang diikuti 11 peserta karnaval dengan peserta 1060 orang, serta dimeriahkan tak kurang 140 stand kuliner itu juga menghasilkan omset tarnsaksi cukup tinggi.
"Adapun omzet per hari setiap stand yang berpartisipasi Rp 10-20 juta rupiah. Perputaran ekonomi selama seminggu pelaksanaan PBTY sebesar Rp 25 miliar ,” ujar Muwardi Sabtu 8 Februari 2020.
Muwardi berharap, dengan keberhasilan yang diraih itu agenda PBTY ini dapat segera masuk ke dalam 101 event unggulan pariwisata Indonesia.
Menurutnya, PBTY telah terbukti mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar baik untuk hiburan maupun pengenalan budaya.
Direktur Badan Otorita Borobudur (BOB) Kementerian Pariwisata RI, Indah Juanita menuturkan event PBTY ini telah sukses digelar dengan pelaksaan yang luar biasa.
"Patut diapresiasi bahwa agenda tahunan ini mampu menjadi daya tarik wisata yang kuat bagi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta,” ujarnya.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan festival tahunan yang digelar guna memeriahkan Tahun Baru Imlek itu
menjadi bukti bahwa budaya dapat berakulturasi.
Menurutnya pemaknaan shio tikus logam pada tahun 2020 ini juga memiliki arti merekatkan persaudaraan dan juga harapan seperti semangat yang diusung dalam event ini.
“PBTY diharapkan pula dapat menuntun, menjauhkan gap sosial, isolasi diri yang dapat menciptakan adanya disintegrasi sosial," ujarnya.
Sebaliknya, dari agenda ini, Sultan meminta selalu menjadi media instrospeksi diri dan mengantarkan identias kemajemukan budaya nusantara dimana kebudayaan Tionghoa ikut menjadi salah satu unsur pembentuknya. (Dito Prakoso)
Post a Comment