WARTAJOGJA.ID: Tim Eliminate Dengue Project Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Dinas Kesehatan DIY menilai penanganan kasus demam berdarah atau (DBD) melalui metode intervensi Wolbachia berjalan efektif di Yogyakarta.
Wolbachia merupakan bakteri pada tubuh serangga yang mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaning Astutie mengungkapkan berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, puncak kasus DBD di DIY terjadi pada 2016 dengan jumlah 1.705 kasus dan 13 kematian. Kemudian terjadi penurunan di tahun 2017 dan 2018 dengan masing-masing 414 kasus dengan 2 kematian dan 113 kasus dengan 2 kematian.
“Hasil penelitian Wolbachia menunjukan, teknik ini mampu membantu menurunkan angka kasus di daerah hingga 76 persen," ujar Pembayun di sela melaporkan perkembangan penerapan metode itu kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Komplek Kepatihan DIY, Selasa 11 Februari 2020
Meski demikian, Pembayun mengingatkan teknik menggunakan intervensi Wolbachia merupakan teknik pembantu, bukan subtistusi. Artinya berbagai program untuk mencegah demam berdarah yang sudah ada harus tetap berjalan dan didukung teknik Wolbachia.
Pembayun menilai teknik penggunaan Wolbachia mungkin terbilang baru untuk membantu penurunan angka kasus DBD namun dinilai efektif.
Nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung Wolbachia tidak akan menularkan virus yang mengakibatkan demam berdarah.
Nyamuk yang memiliki wolbachia ini apabila kawin dengan nyamuk non-Wolbachia, akan sepenuhnya mengasilkan telur yang juga mengandung Wolbachia. Dengan kata lain, angka kasus demam berdarah akan semakin menurun.
"Ada banyak teknik yang telah diterapkan untuk menurunkan angka demam berdarah melalui intervensi nyamuk. Namun, teknik wolbachia adalah yang paling efektif dilakukan," ujarnya.
Adapun soal program yang tak boleh dilepaskan begitu saja pasca ditemukan teknik Wolchabia ini, ujar Pembayun seperti menjaga kebersihan lingkungan.
Menurutnya kebersihan lingkungan
tetap menjadi hal yang paling utama dalam memerangi demam berdarah.
Menurutnya perlu adanya kesadaran masyarakat untuk memerangi demam berdarah. Dengan begitu, kegiatan pemberantasan nyamuk dapat berjalan dengan baik.
“Kita tunggu hasil akhir penelitian ini tuntas pada November 2020 mendatang. Kita tentu mengharapkan masyarakat pro-aktif tentang implementasi penelitian ini. Masyarakat harus benar-benar merasakan manfaatnya,” ujar Pembayun. (Ludse)
Post a Comment