Cucunya Jadi Korban Susur Sungai Sleman Saat Ultah, Kakek Emosional Ungkap Ini
WARTAJOGJA.ID : Khoirunisa Nur Cahyani, salah satu siswa SMPN 1 Turi Sleman yang menjadi korban susur sungai di Sleman, dimakamkan bertepatan hari ulang tahunnya ke 13, Sabtu 22 Februari 2020.
Kepergian mendadak siswi kelahiran 22 Februari 2007 itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, tak terkecuali bagi sang kakek, Sumarno.
Saat peti mati cucunya mulai digotong, hendak diberangkatkan ke pemakaman dari rumah duka di Dusun Karanggawang RT 05 RW 25 Girikerto Turi Sleman, sang kakek mencurahkan perasaannya. Yang berisi kepedihan bercampur emosi.
"Khusus untuk SMP Negeri 1, kalau mau mengadakan kegiatan, apalagi yang melibatkan anak-anak, harus mempertimbangkan masak-masak ! Harus melihat keadaan!" ujar Sumarno dengan nada bergetar.
"Dan untuk semuanya saja, tak hanya SMP Negeri 1, kalau mau mengadakan sesuatu, melibatkan anak anak, harus dipikirkan dengan matang!" ujar Sumarno menahan amarahnya di depan pelayat termasuk para siswa dan guru SMPN 1 Turi.
Sumarno mengatakan dirinya tak bisa membayangkan jika akibat kecerobohan sekolah, 249 siswa SMPN 1 Turi yang ikut susur sungai itu hanyut semua diterjang arus sungai. Insiden itu sendiri menewaskan 10 siswa yang seluruhnya perempuan, termasuk Khoirunisa.
"Saya mohon seluruhnya saja, sekolah dan para pendidik menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran yang berharga, agar tak terjadi lagi ke depan," ujarnya.
Sumarno pun mengucapkan terimakasih pada para guru SMPN 1 Turi yang telah mendidik cucunya dengan baik.
Bupati Sleman Sri Purnomo di SMPN 1 Turi Sleman menyatakan pihaknya dan Sekretris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengumpulkan seluruh pimpinan SMP baik negeri dan swasta di wilayahnya pada Sabtu pagi (22/2).
"Kami instruksikan, semua kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang lokasinya di luar sekolah dihentikan dulu setelah kejadian (kecelakaan susur sungai) ini," ujar Sri Purnomo.
Prosedur kegiatan sekolah yang dilakukan di luar lapangan, outbond, dan desa-desa wisata juga akan dikaji kembali agar tak terjadi musibah semacam itu.
Sri Purnomo juga menyatakan khusus untuk kegiatan kepramukaan,
pihaknya akan mengkaji kembali prosedur prosedur untuk pelaksaan kegiatan di lapangan sebelum mengijinkan kegiatan itu digelar lagi.
"Untuk kegiatan kepramukaan di dalam lingkungan sekolah tetap bisa dilaksanakan seperti biasa," ujarnya.
(Wink/Sip)
Post a Comment